Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kalau Miras Dilarang, Muncul Pasar Gelap dan Lebih Parah

Kompas.com - 27/01/2015, 13:59 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku siap menjalankan Permendag nomor 06/M-DAG/PER/1/2015 tentang pelarangan minimarket menjual minuman beralkohol meski hanya 5 persen. Meski begitu, dia menilai, pelarangan peredaran miras itu dapat menimbulkan masalah baru, yakni penyelundupan minuman beralkohol. 

"Dulu waktu film kita nonton Al-Capone, Chicago, di bagasinya itu mereka jualan bir. Kalau kami lihat datanya di Amerika dulu, ketika (peredaran miras) dilarang, justru terjadilah pasar gelap, kalau ada pasar gelap lebih konyol dan kami tidak bisa kontrol pabrik-pabrik," kata Basuki, di Balaikota, Selasa (27/1/2015). 

Menurut pria yang akrab disapa Ahok ini, ketika seseorang dilarang melakukan sesuatu, maka orang itu akan mencari cara lain agar bisa melakukannya. Seperti ketika minimarket dilarang menjual minuman beralkohol, maka konsumennya bisa saja berusaha membeli dengan cara sembunyi-sembunyi. Akibatnya pemerintah sulit mengontrol peredaran minuman beralkohol.

Sementara jika minimarket dibatasi penjualan miras hanya untuk warga yang berusia di atas 21 tahun, akan lebih efektif. "Kalau cara seperti itu, kami bisa mengawasi siapa yang beli minuman keras kan sebelumnya harus serahin KTP dulu. Pakai cara ini malahan turun angka kriminalnya," kata Basuki. 

Oleh karena itu, dia berencana bertemu Menteri Perdagangan Rachmat Gobel untuk mendiskusikan perihal efektifitas kebijakan pelarangan penjualan minuman beralkohol di minimarket.

Di dalam Permendag yang baru dengan nomor 06/M-DAG/PER/1/2015 tentang pengendalian dan pengawasan terhadap pengadaan, peredaran, dan penjualan minuman beralkohol, pasal 14 ayat 3 disebutkan '...minuman beralkohol golongan A juga dapat dijual di supermarket dan hipermarket'. Sedangkan dalam Permendag Nomor 20/M-DAG/PER/2014 pasal dan ayat yang sama sebelumnya disebut golongan A juga bisa dijual di minimarket.

"Kalau dia (Mendag) tetap ngotot, kami ikuti saja. Tapi sejarah sudah membuktikan (pelarangan minuman alkohol) nanti akan terjadi penyelundup bir. Kalau jual (bir) di hotel atau apa, berapa duit, pajaknya berapa? Nah ini orang-orang bawah ini akan mulai seperti itu, ini sejarah lho, saya cuma belajar dari sejarah. Kebanyakan minuman keras itu diselundupin di bagasi-bagasi," ujar Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror 'Debt Collector'

Resahnya Arya Naik JakLingko, Dapat Sopir Ugal-ugalan yang Tengah Diteror "Debt Collector"

Megapolitan
3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

3 Jenazah Korban Kebakaran Kapal di Muara Baru Diketahui Identitasnya

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas 'One Stop Service' untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tambah Fasilitas "One Stop Service" untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Polisi Sebut STIP Terbuka dalam Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Maling Motor di Tebet Sempat Masuk ICU gara-gara Dikeroyok Warga

Megapolitan
“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar'

“Kalau Bung Anies Berniat Maju Pilkada DKI Lewat PDI-P, Silakan Daftar"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com