Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kepala Sekolah SMA 3 Setiabudi Beberkan Kekerasan yang Dilakukan Senior

Kompas.com - 11/02/2015, 23:18 WIB
Ai Chintia Ratnawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Sekolah SMA Negeri 3, Setiabudi Jakarta Selatan, Retno Lystiarini membeberkan laporan kekerasan fisik dan financial yang terjadi di sekolahnya, Rabu (11/2/2015).

Menurut Retno, sekolah menerima sejumlah laporan terkait pemalakan. Berikut beberapa laporan yang diterima sekolah.

1. Kakak senior kelas XII kirim SMS adik juniornya kelas X untuk dibelikan bakso saat istirahat dengan ketentuan sambal dua sendok, jangan pakai bawang dan vetsin.

2. Kakak senior kelas XII minta dibelikan lipstick dengan ketentuan warna dan merek, dan harga yang cukup mahal.

3. Kakak senior yang kumpul dalam satu mobil, tiba-tiba berhenti dan meminta dibelikan softdrink, itu artinya seluruh isi mobil harus ditraktir.

4. Kakak senior membuat ketentuan untuk adik kelas X mencarikan dana bagi kegiatan, pemaksaan disertai dengan ketentuan denda jika nenyetor terlambat.

5.Ada larangan ke kantin sekolah bagi kelas X, sehingga mereka hanya bisa jajan di koperasi sekolah, jika jajan di koperasi dan bertemu kelas XII maka akan diwajibkan "bayarin" kakak kelasnya tersebut.

6. Dengan adanya kewajiban setoran rutin setiap pekan selama tiga bulan, maka para siswa kelas X sampai harus jual kue dan ngamen demi setoran tersebut dan bisa pulang sekolah larut malam selama bermingu-minggu.

Jika menolak, kata Retno, para siswa tersebut mendapatkan kekerasan fisik. Retno mengaku mendapat pengaduan orangtua murid bahwa anaknya mengalami kekerasan financial selama enam bulan dengan nilai mencapai Rp 5 juta. "Bahkan siswa tersebut mengalami kekerasan fisik berupa dicekik," ujarnya.

Retno mengatakan, para korban diam selama bertahun-tahun karena ketakutan dan merasa terancam. [Baca: Disdik Jakarta Selatan: Hukuman Siswa SMAN 3 Sudah Benar]

Hal itulah yang membuat Retno mengambil sikap tegas menskorsing keenam siswanya yang terlibat pengeroyokan terhadap alumninya. "Saya ingin memutuskan mata rantai kekerasan yang sering terjadi di sini," ujar Retno.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com