Para pekerja kini telah bekerja untuk membersihkan eceng gondok yang menumpuk. Eceng gondok ini penting dibersihkan selain untuk mengatasi air tersumbat ke arah Rumah Pompa Waduk Pluit, namun juga untuk proyek pengerukan lumpur.
Namun, pembersihan eceng gondok yang telah menumpuk bertahun-tahun di sana rumit. Tumbuhan liar itu hidup begitu subur. Misalnya di Jalan Inspeksi depan sisi timur Waduk Pluit. Tebal eceng gondok, sekitar setengah meter.
Material sampah, kayu, kasur, karpet, plastik, balok, dan beragam sampah lain, membuat alat berat pun "rontok". Di Waduk Pluit, dua perahu pembersih eceng gondok, perlu bekerja ekstra. Dua piringan dengan mata pisau yang ada di depan perahu yang bertugas memotong eceng gondok, bengkok karena menghajar benda tumpul dan keras.
"Makanya ini sudah berapa kali itu pisaunya diganti. Karena eceng gondoknya itu tebalnya minta ampun. Bukan hanya eceng gondok, tapi juga kayu, kasur, terpal, balok, semua ada di situ. Jadi bengkok semua pisaunya," ujar Baso, salah satu personel TNI AD, yang juga terlibat dalam pengerjaan pemasangan pipa untuk menyedot lumpur, di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (12/2/2015) siang.
Baso menuturkan, dua perahu pembersih eceng gondok itu milik sebuah perusahaan yang didatangkan dari Surabaya. Tugas yang sedang dikerjakan dua perahu ini, selain membersihkan eceng gondok, juga membuka jalan bagi pipa untuk menyedot lumpur di waduk. Sebab, eceng gondok yang sampai hari ini masih terdapat di dekat saringan air sebelum Rumah Pompa Waduk Pluit, menghambat jaringan pipa untuk menyedot lumpur. Sehingga perlu untuk dibersihkan.
Menurut Baso, pemasangan pipa karet hampir rampung. Puluhan personel TNI AD dilibatkan. Tinggal di lokasi yang masih ada eceng gondoknya. Pipa ini nanti dipasang tembus ke arah laut depan rumah Pompa Waduk Pluit. Lumpur di Waduk Pluit akan disedot dan dibuang ke kapal tongkang yang menanti di laut.
"Untuk pipa di darat sudah kita pasang. Sudah sambung tinggal yang untuk ke arah laut. Nanti kalau sudah pasang, lumpur di muat ke kapal tongkang," ujar Baso.
Menyedot lumpur juga masih menyisakan pekerjaan tidak mudah. Dasar Waduk Pluit, sebut Baso, sudah terbenam banyak sampah. "Waduk Pluit itu sudah. Enggak gampang ini. Itu di bawah dasar, lumpur bisa 5 meter tebalnya. Bukan cuma lumpur, sampah-sampah juga banyak. Ya itu, dosa-dosa (sejak dulu) di Waduk Pluit. Bisa setahun ini (bersihkannya)," ujar Baso.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.