Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dosa-dosa di Waduk Pluit...

Kompas.com - 12/02/2015, 13:19 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Bersih-bersih di Waduk Pluit ternyata tak semudah yang dibayangkan. Berbicara masalah sampah, jangan hanya lihat di atas permukaan airnya, di bawah dasar Waduk Pluit juga gudangnya sampah.

Para pekerja kini telah bekerja untuk membersihkan eceng gondok yang menumpuk. Eceng gondok ini penting dibersihkan selain untuk mengatasi air tersumbat ke arah Rumah Pompa Waduk Pluit, namun juga untuk proyek pengerukan lumpur.

Namun, pembersihan eceng gondok yang telah menumpuk bertahun-tahun di sana rumit. Tumbuhan liar itu hidup begitu subur. Misalnya di Jalan Inspeksi depan sisi timur Waduk Pluit. Tebal eceng gondok, sekitar setengah meter.

Material sampah, kayu, kasur, karpet, plastik, balok, dan beragam sampah lain, membuat alat berat pun "rontok". Di Waduk Pluit, dua perahu pembersih eceng gondok, perlu bekerja ekstra. Dua piringan dengan mata pisau yang ada di depan perahu yang bertugas memotong eceng gondok, bengkok karena menghajar benda tumpul dan keras.

"Makanya ini sudah berapa kali itu pisaunya diganti. Karena eceng gondoknya itu tebalnya minta ampun. Bukan hanya eceng gondok, tapi juga kayu, kasur, terpal, balok, semua ada di situ. Jadi bengkok semua pisaunya," ujar Baso, salah satu personel TNI AD, yang juga terlibat dalam pengerjaan pemasangan pipa untuk menyedot lumpur, di Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis (12/2/2015) siang.

Baso menuturkan, dua perahu pembersih eceng gondok itu milik sebuah perusahaan yang didatangkan dari Surabaya. Tugas yang sedang dikerjakan dua perahu ini, selain membersihkan eceng gondok, juga membuka jalan bagi pipa untuk menyedot lumpur di waduk. Sebab, eceng gondok yang sampai hari ini masih terdapat di dekat saringan air sebelum Rumah Pompa Waduk Pluit, menghambat jaringan pipa untuk menyedot lumpur. Sehingga perlu untuk dibersihkan.

Menurut Baso, pemasangan pipa karet hampir rampung. Puluhan personel TNI AD dilibatkan. Tinggal di lokasi yang masih ada eceng gondoknya. Pipa ini nanti dipasang tembus ke arah laut depan rumah Pompa Waduk Pluit. Lumpur di Waduk Pluit akan disedot dan dibuang ke kapal tongkang yang menanti di laut.

"Untuk pipa di darat sudah kita pasang. Sudah sambung tinggal yang untuk ke arah laut. Nanti kalau sudah pasang, lumpur di muat ke kapal tongkang," ujar Baso.

Menyedot lumpur juga masih menyisakan pekerjaan tidak mudah. Dasar Waduk Pluit, sebut Baso, sudah terbenam banyak sampah. "Waduk Pluit itu sudah. Enggak gampang ini. Itu di bawah dasar, lumpur bisa 5 meter tebalnya. Bukan cuma lumpur, sampah-sampah juga banyak. Ya itu, dosa-dosa (sejak dulu) di Waduk Pluit. Bisa setahun ini (bersihkannya)," ujar Baso.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Petugas Gabungan Tertibkan Parkir Liar di Senen, 25 Motor Diangkut

Megapolitan
Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Warga di Pondok Aren Mengaku Tak Bisa Tidur Usai Temukan Mayat di Toren Air Rumahnya

Megapolitan
Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Sebelum Mayat Dalam Toren Air di Pondok Aren Ditemukan, Warga Sempat Dengar Suara Jeritan

Megapolitan
Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Kemen PPPA Beri Pendampingan Hukum untuk Siswi SLB yang Jadi Korban Pemerkosaan di Kalideres

Megapolitan
Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Tuntut Pembatalan Bintang Empat Prabowo, Koalisi Masyarakat Sipil: Punya Rekam Jejak Buruk

Megapolitan
2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

2 Anggota Satgas Pelajar Jadi Korban Tawuran di Bogor

Megapolitan
Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Polisi Tangkap 11 Pelajar yang Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Polisi Lacak Penadah Sindikat Pencurian Motor di Palmerah

Megapolitan
Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Sindikat Pencuri di Palmerah Incar Motor Warga yang Diparkir di Gang

Megapolitan
Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Gugat Kenaikan Pangkat Prabowo, LBH Jakarta: Rawan Konflik Kepentingan

Megapolitan
Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Soal Dugaan Mayat Dalam Toren Terkait Penggerebekan Kasus Narkoba, Polisi: Fokus Identifikasi Dulu

Megapolitan
Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Ponsel Pria Dalam Toren di Pondok Aren Hilang, tetapi Masih Aktif

Megapolitan
Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Satu Pelajar Kritis Usai Terlibat Tawuran di Bekasi

Megapolitan
Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Sindikat Curanmor di Palmerah Bobol 4 Motor Tiap Semalam Selama Tiga Bulan

Megapolitan
Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Agenda Pemeriksaan SYL dalam Kasus Firli Besok Terhalang Jadwal Sidang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com