"Tidak mungkin dalam waktu dekat ini kami bisa membebaskan Jakarta dari banjir. Jakarta tidak bisa 100 persen betul-betul bebas banjir," kata Djarot, di Balai Kota, Jumat (13/2/2015).
Meski demikian, lanjut dia, Pemprov DKI bakal berupaya meminimalisasi terjadinya banjir. Adapun langkah yang dilakukan untuk menanggulangi banjir adalah dengan menyiapkan infrastruktur penanganan banjir yang telah ada, seperti pompa, normalisasi waduk dan kali, serta saluran air di Ibu Kota.
Pemprov DKI, lanjut dia, harus dapat menemukan terobosan dalam mengurangi banjir di Jakarta secara bertahap sehingga dalam jangka panjang ke depan, banjir dapat 100 persen hilang dari Jakarta.
"Pemerintah pusat juga membantu secara penuh (dalam menanggulangi banjir), tetapi kami tidak bisa terus bertindak konvensional. Harus ada lompatan untuk mengurangi banjir di Jakarta, salah satunya dengan membangun deep tunnel," kata mantan Wali Kota Blitar tersebut.
Sementara itu, Kepala Dinas Tata Air DKI Agus Priyono memprediksi, banjir Jakarta baru selesai tahun 2035 dengan menghabiskan biaya mencapai Rp 118 triliun. Anggaran sebesar itu dialokasikan untuk melaksanakan strategi pengendalian banjir di Jakarta.
Strategi itu dibagi menjadi tiga kegiatan penanganan banjir sistem tata aliran air, yaitu kegiatan penanganan banjir sistem tata air aliran barat membutuhkan dana sekitar Rp 43 triliun, aliran tengah dengan dana sekitar Rp 34 triliun, dan aliran timur Rp 41 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.