Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapolda Metro: Begal Lampung Sangat Militan

Kompas.com - 18/02/2015, 09:09 WIB
Unoviana Kartika

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Maraknya kasus pencurian kendaraan bermotor dengan kekerasan yang terjadi belakangan tidak terlepas dari aksi komplotan begal asal Lampung. Bahkan, kepolisian mengakui, komplotan begal asal Lampung cukup sulit untuk ditaklukkan.

"Mereka (komplotan begal asal Lampung) itu sangat militan," ujar Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Pol Unggung Cahyono, Selasa (17/2/2015) di Jakarta.

Unggung menjelaskan, saat akan menangkap komplotan Begal asal Lampung, Polda Metro Jaya sampai mengerahkan pasukan ke wilayah tersebut. Sebab, komplotan itu akan melarikan diri ke Lampung. Saat akan ditangkap, komplotan begal itu juga tak segan-segan melakukan perlawanan terhadap petugas.

Dengan menggunakan senjata api, mereka menembak petugas. Tembakan itu sempat melukai lengan petugas. Karena itu, untuk menghadapi komplotan begal asal Lampung tersebut, kepolisian tak ragu-ragu melepaskan tembakan.

Pada saat penangkapan di Lampung, dua begal tewas ditembak petugas. Pengembangan kasus dilanjutkan di sebuah rumah kontrakan di Cikupa, Tangerang. Di sana, komplotan begal juga melakukan perlawanan dengan menembaki petugas. Alhasil, petugas juga menembak komplotan tersebut yang menyebabkan tewasnya mereka.

Unggung mengatakan, untuk menghadapi begal, kepolisian membantuk tim pemburu begal gabungan yang terdiri dari tim dari Polda Metro Jaya, Polres Depok, dan Polres Tangerang. Bahkan, dia juga meminta Brimob Polda Lampung diikutsertakan untuk melakukan pemberantasan begal.

"Kami bentuk Pasukan Tempur Polisi, khusus untuk kasus begal ini, untuk mengejar mereka di tempat persembunyiannya," ucap Unggung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi : Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi : Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Tak Gentarnya Jukir Liar di Minimarket, Masih Nekat Beroperasi meski Baru Ditertibkan

Megapolitan
Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Kilas Balik Kasus Pembunuhan Vina Cirebon, Kronologi hingga Rekayasa Kematian

Megapolitan
Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Dikritik Ahok soal Penonaktifan NIK KTP Warga Jakarta, Heru Budi Buka Suara

Megapolitan
Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal 'Study Tour', Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Walkot Depok Terbitkan Aturan Soal "Study Tour", Minta Kegiatan Dilaksanakan di Dalam Kota

Megapolitan
Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Rumahnya Digusur Imbas Normalisasi Kali Ciliwung, Warga: Kita Ikut Aturan Pemerintah Saja

Megapolitan
KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

KPU Kota Bogor Lantik 30 Anggota PPK untuk Kawal Pilkada 2024

Megapolitan
Mau Bikin 'Pulau Sampah', Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Mau Bikin "Pulau Sampah", Heru Budi: Sampah Sudah Enggak Bisa Dikelola di Lahan Daratan

Megapolitan
Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Polri Gerebek Gudang Penyelundupan 91.246 Benih Bening Lobster di Bogor

Megapolitan
Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Walkot Jaksel: Warga Rawajati yang Terdampak Normalisasi Ciliwung Tidak Ada yang Protes

Megapolitan
4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

4 Pelaku Sudah Ditangkap, Mobil Curian di Tajur Bogor Belum Ditemukan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com