Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Enggak Mau Pergi kalau Belum Dapat Rusun"

Kompas.com - 24/02/2015, 13:56 WIB
Nur Azizah

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Siti Soleha (50) mengaku akan menggagalkan petugas jika memaksa melakukan pembongkaran rumah. Warga RT 05 RW 06 Kelurahan Pinangsia Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, ini tak mau angkat kaki dari wilayah tempat tinggalnya meski sudah diberi surat pemeberitahuan pembongkaran rumah yang akan dilaksanakan pada Rabu (25/2/2015) besok.

Siti mengaku sudah tiga kali mendapat surat peringatan agar dia dan 530 warga Pinangsia lainnya segera pergi dari bantaran sungai Ciliwung. “Saya enggak mau pergi kalau belum mendapat rumah susun,” kata Siti yang sudah 30 tahun tinggal di RT 05 RW 06 Kelurahan Pinangsia Kecamatan Taman sari, Jakarta Barat, Selasa (24/2/2015).

Hal serupa juga disampaikan Yayah, warga RT 05 RW 06 lainnya. Yayah memilih bertahan jika petugas membongkar paksa rumahnya. Wanita berusia 40 tahun ini baru mau pindah jika pemerintah memberinya satu unit rumah susun.

Di Kelurahan Pinangsia tercatat ada 178 keluarga yang akan terkena proyek jalan inspeksi kali Ciliwung. Mereka adalah warga RT 01 RW 07, RT 04 RW 05 dan RT 05 RW 06. Dari 178 kepala keluarga, hanya ada 114 keluarga yang dinyatakan berhak mendapat unit rumah susun karena memiliki bukti pembayaran pajak bumi dan bangunan. Meski demikian, baru 50 unit rusun yang tersedia untuk mereka. Sisanya, yakni 64 keluarga belum jelas akan pindah ke mana dan kapan.

Wakil Camat Taman Sari, Djaharuddin, mengatakan, 50 keluarga itu akan direlokasi ke rusun Cakung, Komarudin dan Daan Mogot. Sedangkan keluarga yang belum dapat akan direlokasi ke rusun Marunda di Cilincing.

“Sekarang yang baru tersedia 50 rusun. Lima di Cakung, 38 di komarudin dan 7 di Daan Mogot. Yang belum dapat akan kami masukan ke daftar tunggu. Pertengahan Maret baru bisa pindah ke Rusun Marunda,” kata Djaharuddin saat ditemui di Kantor Kecamatan Taman Sari.

Djaharuddin mengatakan, Senin (23/2/2015) kemarin, Sekertaris Kota Jakarta Barat, Muhamad Zen, sudah melakukan pertemuan dengan warga Pinangsia untuk mengundi siapa yang bakal menempati 50 rusun itu. Namun, warga menolak untuk menempati rusun tersebut dengan alasan tak semua warga bisa menempati rusun.

“Warga menolak karena mereka mau direlokasi secara serempak di ditempatkan dalam satu rusun. Itu kan tidak bisa,” ujar Djaharuddin.

Sebelum bangunan dibongkar, Ketua RT 05 RW 06 Kelurahan Pinangsia, Rohadi berharap warga bisa semuanya menempati rumah susun. Jika memang semua rusun belum tersedia untuk menampung seluruh warga Pinangsia yang terkena gusur, Rohadi meminta agar eksekusi ditunda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Kronologi Tabrak Lari di Gambir yang Bikin Ibu Hamil Keguguran, Pelat Mobil Pelaku Tertinggal di TKP

Megapolitan
Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Megapolitan
Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com