Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Harus Buka Lebih Banyak Lagi Anggaran Siluman DPRD DKI

Kompas.com - 26/02/2015, 09:13 WIB
Jessi Carina

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Rencananya, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta akan menggelar sidang paripurna untuk mengajukan hak angket terhadap kebijakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Suara anggota dewan yang menandatangani hak angket ini disebut-sebut sudah hampir 100 persen.

Pengamat komunikasi politik Universitas Pelita Harapan (UPH), Emrus Sihombing, mengatakan, hubungan pria yang akrab disapa Ahok dengan DPRD DKI pun kian keruh. Padahal, hari ini merupakan hari ke-100 Ahok menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

"Misalnya kemarin itu masih sebagian DPRD yang kurang mesra hubungannya dengan Ahok, sekarang sudah semua partai yang hubungannya buruk dengan Ahok. Maka bisa saya katakan hubungannya memburuk," ujar Emrus kepada Kompas.com, Kamis (26/2/2015).

Emrus mencoba menganalisa dari motif dua partai politik dengan keruhnya hubungan Ahok dan DPRD DKI. Pertama adalah Partai Gerindra. Emrus mengatakan, salah satu anggota dewan yang vokal dalam mengkritik Ahok merupakan kader dari Partai Gerindra. Anggota yang dimaksud ialah Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik. Hubungan Ahok dengan Gerindra diduga memburuk sejak Ahok keluar dari Partai tersebut. "Justru aku yang dukung kau, setelah kau jadi gubernur kau tinggalkan aku," ujar Emrus mengistilahkan. (Baca: Bantah Anggaran Siluman Rp 12,1 Triliun, Taufik Sebut Ahok Panik )

Hal yang menarik, kata Emrus, adalah sikap dari PDI Perjuangan. Hubungan Ahok dengan PDI-P begitu mesra. Bahkan, kata Emrus, tiap orang mengkritik Ahok, PDI-P selalu membela. Khususnya mengenai gaya bicara Ahok yang ceplas-ceplos itu.

Menurut Emrus, PDI-P selalu mengatakan itu adalah ciri khas dan gaya kepemimpinan sang gubernur. Tapi kini, sikap partai itu lain. Emrus mengacu pada sikap Ketua Fraksi PDI Perjuangan Jhoni Simanjuntak yang ikut mendukung hak angket. Tanpa mengetahui penyebabnya, Emrus mengatakan, kini PDI-P justru ikut mempersoalkan gaya bicara Ahok.

"Berarti yang dulu tidak dipersoalkan, sekarang dipersoalkan. Artinya, ada inkonsistensi dari PDI perjuangan," ujar Emrus.

Emrus mengatakan, terlepas dari agenda politik apa yang sedang terjadi saat ini, masyarakat perlu untuk mengetahui pokok permasalahannya. Salah satu orang yang bertanggung jawab menjelaskan hal ini ke publik adalah Ahok sendiri. Ahok diminta buka-bukaan saja soal kecurangan yang diduga dilakukan oleh anggota dewan dalam memasukan pengajuan anggaran siluman dalam APBD. (Baca: Ahok: "Anggaran Siluman" DPRD Ada di Semua SKPD)

Memang, Ahok telah membocorkan beberapa anggaran siluman. Seperti anggaran sebesar Rp 12,1 triliun untuk pengadaan UPS di tiap kelurahan di Jakarta Barat. Akan tetapi, Emrus mengatakan, Ahok perlu membuka lebih banyak lagi. (Baca: Ini Usulan Anggaran Siluman DPRD DKI ke Dinas Pendidikan yang Diungkap Ahok)

"Oleh karena itu, saya pikir, ini kesempatan Ahok untuk buka sehingga terang benderang. Siapa sih sebenarnya yang berkeinginan untuk mengambil anggaran itu?" ujar Emrus. (Baca: Ahok Bongkar Ajuan Anggaran Siluman DPRD di Dinas Pendidikan)

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menyerahkan draf APBD yang bukan hasil pembahasan dengan DPRD DKI ke Kemendagri. Tidak terima APBD yang dikirim ke Kemendagri bukan hasil pembahasan, DPRD pun lantas akan menggunakan hak angketnya untuk menyelidiki Basuki dan apa yang sebenarnya sudah terjadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com