Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Lasro Marbun soal Kecolongan Pengadaan UPS Miliaran Rupiah

Kompas.com - 02/03/2015, 11:23 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Meski sejak 2014 telah menerapkan sistem e-catalogue dalam pengadaan barang dan jasa, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ternyata masih kecolongan. Hal itu terkait dengan pembelian UPS dengan harga tidak wajar di beberapa sekolah, kebanyakan di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Pusat.

Kepala Inspektorat DKI Lasro Marbun menilai, terjadinya dugaan penggelembungan anggaran pada proyek tersebut akibat terlalu besarnya ruang lingkup kerja Unit Layanan Pengadaan (ULP). Sebab, mereka harus mengurus seluruh kegiatan proyek di DKI Jakarta yang jumlahnya ribuan.

"Sangat sulit untuk mengawasi jumlah kegiatan yang jumlahnya sangat banyak. Ada 4.300 kegiatan, tapi cuma diurus oleh satu ULP. Volume yang besar tapi hanya dipegang oleh satu tangan, jadinya sulit," kata dia, di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (2/3/2015).

Karena itu, Lasro mengatakan bahwa Pemerintah Provinsi DKI akan segera menambah jumlah kantor layanan pengadaan. Hal itu dilakukan seiring telah meningkatkanya status ULP menjadi BLP (Badan Layanan Pengadaan). Lasro menilai jumlah ideal kantor layanan pengadaan barang dan jasa adalah 7-9 kantor. Nantinya, kantor-kantor tersebut akan disebar di tiap wilayah.

"Pak gubernur, wagub, dan kita semua sudah bertekad untuk memperbaiki ULP. Diperbesar, supaya punya lintas. Di BPKD wilayah kan tidak boleh ada lelang. Jadi nanti lelangnya di ULP-ULP wilayah," ujar dia.

Meski demikian, mantan Kepala Dinas Pendidikan itu menolak anggapan yang menyebutkan penambahan kantor layanan pengadaan dilakukan setelah mencuatnya kasus dugaan korupsi UPS. Sebab, ia menyebut bahwa Pemprov DKI telah lama ingin melakukan hal tersebut.

"Makanya sekarang harus diperbaiki. Tapi kalaupun diperbaiki bukan berarti mengaminkan ada kesalahan atau kekeliruan dalam pengadaan barang dan jasa. Dari dulu kita sudah memahami kelemahan itu ada," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Gagal Tes dan Terluka karena Begal, Casis Bintara Ini Tes Ulang Tahun Depan

Megapolitan
Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Indra Mau Tak Mau Jadi Jukir Liar, Tak Tamat SMP dan Pernah Tertipu Lowongan Kerja

Megapolitan
Casis Bintara Dibegal saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Casis Bintara Dibegal saat Berangkat Psikotes, Sempat Duel hingga Dibacok di Tangan dan Kaki

Megapolitan
Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Potensi Konflik Horizontal di Pilkada Bogor, Bawaslu: Kerawanan Lebih Tinggi dari Pemilu

Megapolitan
Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Polisi Masih Selidiki Penyebab Kematian Pria di Kali Sodong Pulogadung

Megapolitan
Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati 'Pak Ogah' hingga Oknum Polisi

Ladang Uang di Persimpangan Cakung-Cilincing, Dinikmati "Pak Ogah" hingga Oknum Polisi

Megapolitan
Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Jelang Pilkada, Bawaslu Kota Bogor Imbau ASN Jaga Netralitas

Megapolitan
Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang 'Random'

Ada Donasi Palsu Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana, Keluarga: Kayaknya Orang "Random"

Megapolitan
Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Serba-serbi Penertiban Jukir Minimarket, Ada yang Mengaku Ojol hingga Pakai Seragam Dishub

Megapolitan
Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Dharma Pongrekun Melaju, Sudirman Said hingga Poempida Batal Ikut Pilkada DKI Jalur Independen

Megapolitan
Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Masuk STIP Tak Ditutup demi Perjuangkan Cita-cita Anak

Megapolitan
Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Siswa SMK Lingga Kencana Disebut Tembus Rp 11 Juta

Megapolitan
Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Para Jukir Lansia Minimarket Itu Diputus Rezekinya...

Megapolitan
Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Penerimaan Mahasiswa STIP Dimoratorium, Orangtua Calon Taruna Minta Seleksi Dilanjutkan

Megapolitan
Muncul Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Pelajar SMK Lingga Kencana

Muncul Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan Pelajar SMK Lingga Kencana

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com