Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jalan Tajur, Jalur Surga bagi Penggemar Tas

Kompas.com - 12/03/2015, 17:34 WIB

KOMPAS - Tas-tas berlogo merek dunia hadir di sejumlah toko di Jalan Raya Tajur, Kota Bogor. Tas-tas produk setempat atau impor dengan kualitas standar itu paling mahal berharga Rp 400.000. Hanya saja, sengaja disematkan logo tas kelas wahid untuk mengangkat pamor produk murah meriah itu.

Produk asli berharga amat mahal karena terbuat dari material atau bahan berkualitas terbaik. Antara lain, kulit domba, ular, buaya, atau bahkan satwa unik dan langka. Tas-tas asli itu adalah hasil kreasi seni maestro desain produk busana mewah. Produk dibuat sendiri oleh desainer atau staf-staf amat ahli dan piawai pilihan sang maestro sehingga rapi dan sempurna mengundang decak kagum.

Produk tas bermerek yang asli saat ini hanya bisa dijumpai di gerai-gerai khusus, seperti di mal berkelas di kota-kota besar. Itu berbeda dengan produk tiruan atau kerap disebut KW yang sudah biasa ditemukan di kawasan Tajur ini.

Saat mengamati tas KW, pelbagai kelemahan produk kentara terlihat mata. Misalnya, tas imitasi kulit buaya terlihat amat mengilap karena bahan imitasi berlapis plastik. Kulit buaya yang asli tidak akan pernah terlalu berkilau. Selain itu, jahitan produk palsu rata-rata berantakan, banyak sisa benang, melenceng dari yang seharusnya presisi. Logo atau badge merek dari material logam biasanya mudah terlepas atau berkarat.

Ah, tetapi bagi maniak tas murah, siapa yang peduli dengan keaslian atau kepalsuan produk. Bagi mereka, harga adalah yang utama. Selama tas yang diincar terjangkau isi dompet, beli. Koleksi tas di rumah yang sudah bertumpuk pun tetap akan terasa sedikit.

"Setiap hari libur saya ke sini untuk beli minimal satu tas yang pokoknya harus murah, tetapi enggak norak," kata Suharyanti (45), warga Ibu Kota, yang sedang berbelanja tas di salah satu gerai besar di Jalan Raya Tajur. Didampingi sopir pribadi dan anak lelaki, Suharyanti datang naik mobil Mercedes Benz perak yang bersih dan kinclong.

Bukankah ibu sanggup beli produk tas bermerek yang asli? "Yang penting kegunaan bukan untuk pamer, lagi pula siapa yang mau melototin tas ini palsu atau asli," kata Suharyanti sambil menimang dan menjajal tas coklat kehitaman dengan logo huruf L dan V mencolok.

Bertahan

Kurun 1995-2005, sebagian Jalan Raya Tajur dikenal karena keberadaan deretan toko tas. Sebelumnya dan hingga kini, jalur menuju Puncak ini adalah salah satu urat nadi ekonomi Kota Bogor. Lihatlah keberadaan pabrik skala kecil, ruang pamer mobil, restoran, bank, kantor, sekolah, rumah sakit, bahkan pool bus-bus antarkota antarprovinsi.

Sampai 2005, jumlah toko tas di Jalan Raya Tajur lebih dari 40 unit. Namun, saat ini tersisa tidak sampai 20 toko. Toko-toko tas bisa ditemukan berderet setelah pusat belanja Ekalokasari di bagian utara Jalan Raya Tajur. Sejumlah gerai antara lain Terminal Tas, Fashion Tas, Tajur Tas 33, Sumber Tas Tajur, Dunia Tas, dan SKI Tas Tajur.

"Kelebihan berbelanja di sini adalah harga yang murah," kata Heri Antoni (42), pemilik Tas Tajur 33 yang buka sejak 2009. Usaha tas dirintis sejak 2004 di Jalan Rambutan, ruas di belakang Jalan Raya Tajur yang notabene sentra sejati pembuatan tas Bogor.

Di Tajur 33, tas buatan perajin asal Ciampea, Bogor, dan Cimanggis, Depok, dijual dalam kisaran harga Rp 50.000-Rp 100.000. Tas impor merek palsu dijual Rp 200.000-Rp 300.000. Harga bisa lebih murah karena rabat atau diskon.

"Tas buatan perajin Ciampea dan Cimanggis cukup baik dan awet, tidak kalah dengan yang impor," kata Heri. Apalagi, produk lokal tidak terlalu meniru tas merek mahal dan memang tidak bermerek sehingga ada kesan otentik.

Yang mengasyikkan, membeli produk di toko-toko tadi ada semacam garansi. Jika produk rusak ringan, bawa kembali untuk diperbaiki sehingga bisa dipakai terus mungkin sampai bosan.

Pionir

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com