Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulung: Saya Ini Keluarga Pejuang, Berbahaya dari Mana?

Kompas.com - 18/03/2015, 12:09 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Abraham Lunggana atau Lulung mengaku belum ada tanda-tanda dari pihak Slank terkait permintaan maaf terhadap dirinya. Padahal, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) organisasi kemasyarakatan (ormas) Pemuda Panca Marga (PPM) DKI telah mengajukan somasi dan memberikan waktu 2 x 24 jam kepada Kaka untuk melakukan permintaan maaf, Senin (16/3/2015) lalu.

"Sebagai manusia, wajar jika merasa dirugikan secara moril. Bolehlah kita memaafkan, mungkin Slank khilaf," kata Lulung saat ditemui di Mal FX, Selasa (17/3/2015) malam.

Meski mengaku telah memaafkan Kaka "Slank", Lulung juga menyesalkan sikap yang dilakukan vokalis grup band tersebut. Hanya saja, Lulung tidak ingin masalah tersebut berlarut-larut atau berlanjut ke ranah hukum.

"Kalaupun yang dimaksud Lulung oleh Slank itu bukan saya, kita tidak akan uji siapa Lulung yang sebenarnya. Nanti ada masalah baru kan? Sudahlah Slank, sebagai umat beragama, mari kita saling memaafkan," imbau politisi PPP tersebut.

Sebelumnya, muncul pernyataan dari Kaka "Slank" yang menyebutkan "Lulung Berbahaya" dan "Lulung Lulusan Pemulung". Menurut Lulung, dirinya sudah mempelajari pernyataan tersebut. Selaku keluarga pejuang, Lulung merasa tidak pantas jika dirinya dianggap berbahaya. Dengan nada bercanda, Lulung mengatakan bahwa Slank memiliki kepentingan dengan Dinas Kebersihan DKI.

"Saya ini keluarga pejuang, berbahaya dari mana? Barangkali Slank ini tidak mengerti apa-apa, ya sudahlah. Mungkin Slank punya kepentingan di Dinas Kebersihan. Ini sih guyon-guyon aja. Boleh dikritik dong, saya aja mau dikritik," ucapnya seraya terkekeh.

Meski demikian, Lulung menegaskan bahwa dirinya merupakan salah satu fans Slank. Namun, Lulung berharap Kaka "Slank" dapat berkonsentrasi di bidangnya, yaitu musik, sehingga tidak mencampuradukkan antara kepentingan bermusik dan berpolitik.

"Saya juga nge-fans Slank lho, artinya sama band Slank itu saya care banget. Tapi, sebaiknya Slank konsen di musik aja. Tidak usah ikut-ikutan berpolitik. Kalaupun dipakai saat kampanye, ya sebatas itu mencari uang saja," imbau Lulung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com