Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lulung: "Kejawab" Nih yang Pengin "Deadlock" Siapa

Kompas.com - 20/03/2015, 18:24 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum menyerahkan print out hasil evaluasi rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) DKI kepada DPRD DKI. Sampai saat ini, DPRD DKI pun masih menunggu print out tersebut sampai ke tangan mereka untuk segera dibahas.

"Sekarang bagaimana mau bahas kalau rincian belum di tempat kita? Gua udah bilang, udah deh jangan hard copy, soft copy saja. Dia bilang, 'Banyak, Bang, lima screen'," ujar Wakil Ketua DPRD DKI Abraham "Lulung" Lunggana di Gedung DPRD DKI, Jumat (20/3/2015).

Lulung pun mengatakan bahwa staf DPRD sudah menunggu print out tersebut sejak pukul 15.00 WIB. Akan tetapi, print out tak kunjung selesai. Lulung pun kesal.

Akhirnya, pimpinan Dewan memanggil Sekretaris Daerah DKI Saefullah untuk menanyakan hal tersebut. Menurut Lulung, Saefullah memberi tahu bahwa print out akan selesai sekitar pukul 19.00 WIB nanti. [Baca: DKI Baru Akan Sampaikan Lampiran RAPBD ke DPRD Pukul 19.00 Malam Ini]

Jika print out baru selesai pukul 19.00 WIB, Lulung khawatir tidak ada waktu yang cukup untuk membahasnya kembali. Lulung juga tidak dapat menjamin anggota Badan Anggaran akan bersedia menunggu atau tidak.

"Kalau anak-anak (anggota Banggar) bubar, mana mungkin tungguin. Kayak budak aja," ujar Lulung.

"Lagi pula, mana mungkin lima jam pembahasan, yang ada seharusnya tadi jam 14.00 WIB (print out sudah siap). Baru mulai kita lembur sampai jam 22.00," ucap Lulung.

Kemudian, Lulung menjelaskan bagaimana prosedur rapat ini. Seharusnya memang dilakukan rapat Banggar terlebih dahulu. Kemudian, baru dilaksanakan rapat gabungan untuk dimintai persetujuan akan RAPBD 2015.

Keterlambatan ini, kata Lulung, merupakan bukti bahwa bukan DPRD yang ingin masalah APBD berakhir deadlock. Secara tersirat, ia menuding Pemerintah Provinsi DKI-lah yang ingin APBD berujung deadlock.

"Siapa yang sebenarnya mau deadlock? Kejawab nih yang pengin deadlock siapa. Di-setting deadlock. Masa hari gini hard copy belum dikasih," ujar Lulung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Dikenakan Pasal Pembunuhan Berencana

Megapolitan
Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Tak Sadar Jarinya Digigit sampai Putus, Satpam Gereja: Ada yang Bilang 'Itu Jarinya Buntung'

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Pembunuh Wanita Dalam Koper Jadi Tersangka, Dijerat Pasal Pembunuhan dan Curas

Megapolitan
Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Korban Duga Pelaku yang Gigit Jarinya hingga Putus di Bawah Pengaruh Alkohol

Megapolitan
Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Geng Motor Nekat Masuk 'Kandang Tentara' di Halim, Kena Gebuk Provost Lalu Diringkus Polisi

Megapolitan
Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Banyak Kondom Bekas Berserak, Satpol PP Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Bukan Rebutan Lahan Parkir, Ini Penyebab Pria di Pondok Aren Gigit Jari Satpam Gereja hingga Putus

Megapolitan
PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

PN Jakbar Tunda Sidang Kasus Narkotika Ammar Zoni

Megapolitan
Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Pelaku dan Korban Pembunuhan Wanita Dalam Koper Kerja di Perusahaan yang Sama

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Curi Uang Rp 43 Juta Milik Perusahaan Tempat Korban Kerja

Megapolitan
Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Pengemis yang Videonya Viral karena Paksa Orang Sedekah Berkali-kali Minta Dipulangkan dari RSJ Bogor

Megapolitan
Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Kesal Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com