DO memang sempat mendatangi Mapolresta Depok untuk menceritakan kasusnya beberapa hari lalu. Namun, berdasarkan pemeriksaan, polisi menyatakan belum menemukan unsur pidana seperti yang disebutkan.
"Dia mengaku disekap, tetapi setelah ditanya, katanya bisa cari makan di warung padang sendiri ke luar. Jadi, unsur penyekapannya itu tidak kita temukan," kata Kepala Kepolisian Resor Kota Depok Komisaris Besar Ahmad Subarkah saat dikonfirmasi, Kamis (26/3/2015).
Soal pemerkosaan, polisi mengaku juga belum menemukannya. "Kalau kita kan melihat unsur pidananya, cukup enggak, modusnya apa. Dia (DO) juga termasuk usia dewasa dan sudah punya anak. Kalau dia di bawah umur, bisa kita (tahan pelakunya)," ujar Ahmad.
Menurut Ahmad, korban baru datang berkonsultasi, belum melapor. Meski demikian, polisi mengaku memantau kasus tersebut. [Baca: "Apa Saya Harus Terluka Dulu Baru Polisi Percaya?"]
Sebelumnya, DO (24), warga Sukabumi, mengaku disekap di rumah kontrakan di RT 03/RW 03 Kelurahan Cipayung, Kecamatan Batu Raja, Depok, selama 35 hari oleh ES, alias Keong.
Selain disekap, dia juga mengaku dianiaya dan diperkosa. DO dan ES kali pertama bertemu di Bogor pada 19 Februari silam untuk berbisnis batu akik. Dari Bogor, ES mengajak DO ke Depok dengan alasan untuk survei lokasi jualan batu akik.
Sesampainya di Depok, DO diminta ES menunggu temannya yang akan mengantarkan mobil. Mobil tersebut akan digunakan oleh ES dan DO ke Jawa. Hingga malam hari, ternyata teman yang dimaksud ES tak kunjung tiba.
Akhirnya, ES meminta DO menunggu di Hotel Uli Arta. Menunggu hingga pukul 02.00 dini hari, keesokan harinya, DO dan ES akhirnya memesan kamar.
ES beralasan ingin mandi. Akhirnya, keduanya mengobrol dalam kamar hingga ES ketiduran. Saat temannya datang, ES malah mengusirnya. ES juga mengancam akan menyebarkan video hubungan intim mereka, yang menurut ES direkam olehnya.
Setelah kejadian tersebut, DO diajak ke rumah kontrakan ES. Selama 32 hari di rumah kontrakan itu, DO sering diancam akan dibunuh jika tidak menuruti keinginan ES. Dia mengaku disiksa secara fisik, termasuk secara seksual.
"Dia sering mengancam mau membunuh saya pakai pisau, mencekik saya. Tiga hari yang lalu, saya pukul 03.00 pagi diseret ke rel kereta api. Di sana, ES mengajak saya untuk mati berdua, kemudian ES juga mengacungkan samurai ke punggung saya, sampai saya sujud-sujud minta maaf dan akan menuruti keinginan dia supaya dia tidak akan membunuh saya," kata DO.
DO mengaku sering berteriak dan meminta tolong, tetapi tidak ada seorang pun yang mau menolongnya.
Menurut dia, keluarga ES pun takut kepada pria itu. "ES sering menyeret saya di keramaian. Di sana banyak orang melihatnya, tetapi tidak ada yang mau menolong saya karena dia anggota ormas dan ditakuti," ujar DO.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.