Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Kepolisian Ungkap Alasan Polisi Sering Jadi Korban "Bully" di Medsos

Kompas.com - 02/04/2015, 07:21 WIB
Aldo Fenalosa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengamat Kepolisian Bambang Widodo Umar menilai, organisasi kepolisian yang cenderung tertutup dirasa tidak ideal untuk diterapkan di negara demokrasi, seperti di Indonesia. Hal tersebut membuat citra polisi selalu dinilai buruk oleh warga, khususnya warga Jakarta, akhir-akhir ini.

Masyarakat sangat mudah bereaksi mengeluarkan kritik ataupun sindiran kepada polisi. Dari pantauan Kompas.com, beberapa pekan terakhir, netizen di Jakarta ramai membicarakan dan menilai bahwa sikap polisi arogan. [Baca: Urusan Video "Polisi Bentak Sopir Transjakarta" Bikin Pusing Pejabat Polda]

Bambang memandang, masyarakat di media sosial kritis terhadap tindak tanduk polisi karena kritik yang dialamatkan secara nyata selama ini tidak direspons dengan baik.

Padahal, masyarakat mengharapkan polisi yang baik, yang tidak berbeda kedudukannya dengan masyarakat.

"Sebetulnya sudah dilakukan (kritik) melalui demo, tetapi tidak ada tanggapan dari kepolisan, terutama untuk perubahan sikap, perilaku yang independen, yang sejajar dengan masyarakat," kata Bambang Widodo saat dihubungi pada Rabu (1/4/2015) sore.

Akhirnya, kata dia, karena tidak ada jalan lain, mereka membangun partisipasi bersama untuk menggugah polisi, baik itu melaui Facebook maupun media sosial lainnya. [Baca: Sering Di-"bully" di Medsos, Polisi Akan Rekam Pengendara yang Ditilang]

Menurut dia, organisasi kepolisian bukan bagian dari militer, melainkan organisasi sipil, yang berarti di dalam birokrasinya harus terbuka. Seharusnya, polisi mengutamakan komunikasi dua arah, bukan monolog seperti yang sudah-sudah.

"Struktur kepolisian belum benar-benar terbuka. Kalau konteksnya demokrasi, seharusnya organisasi lebih terbuka, ada kerahasiaan yang dibukakan kepada masyarakat. Selama ini, sistem organisasi kepolisian di Indonesia masih tergolong militeristis," kata dosen Program Pascasarjana Kajian Ilmu Kepolisian Universitas Indonesia itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Jadwal dan Daftar Kereta Api Tambahan 16-31 Mei 2024

Megapolitan
Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Putar Otak Jukir Liar Setelah Dilarang, Ingin Jadi Tukang Servis AC hingga Kerja di Warung

Megapolitan
Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Pelajar Depok Nyalakan Lilin dan Doa Bersama di Jembatan GDC untuk Korban Kecelakaan Bus SMK Lingga

Megapolitan
FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

FA Curi dan Sembunyikan Golok Tukang Kelapa untuk Bunuh Pamannya di Tangsel

Megapolitan
Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Bentuk Tim Lintas Jaya untuk Tertibkan Juru Parkir Liar, Kadishub DKI: Terdiri dari Polisi, TNI, sampai Kejaksaan

Megapolitan
Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Korban Kecelakaan Bus di Subang Bakal Diberi Pendampingan Psikologis untuk Hilangkan Trauma

Megapolitan
Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Tak Setuju Penertiban, Jukir Liar Minimarket: Yang di Bawah Cari Makan Setengah Mati

Megapolitan
Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Mengaku Tak Pernah Patok Tarif Seenaknya, Jukir di Palmerah: Kadang Rp 500, Terima Saja…

Megapolitan
Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Elang Kumpulkan Uang Hasil Memarkir untuk Kuliah agar Bisa Kembali Bekerja di Bank...

Megapolitan
Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Pegawai Minimarket: Keberadaan Jukir Liar Bisa Meminimalisasi Kehilangan Kendaraan Pelanggan

Megapolitan
Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Polisi Tangkap Tiga Pelaku Tawuran di Bogor, Dua Positif Narkoba

Megapolitan
Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Yayasan SMK Lingga Kencana Sebut Bus yang Digunakan untuk Perpisahan Siswa Dipesan Pihak Travel

Megapolitan
Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Usai Bunuh Pamannya Sendiri, Pemuda di Pamulang Jaga Warung Seperti Biasa

Megapolitan
Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Kecelakaan Rombongan SMK Lingga Kencana di Subang, Yayasan Akan Panggil Pihak Sekolah

Megapolitan
Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Soal Janji Beri Pekerjaan ke Jukir, Heru Budi Akan Bahas dengan Disnakertrans DKI

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com