"Anggota Dewan yang terhormat dapil Jakarta Barat, ini dari 24 orang, hadir tujuh orang, Pak. Padahal, undangan sudah dikasih. Sudah ditelepon. Ada juga yang telepon saya, pagi. 'Jam berapa, Pak Wali?', jam 12. Eh yang telepon tadi belum datang," kata Anas saat memberi sambutan, seperti pada video yang diunggah Pemprov DKI di YouTube.
"Supaya enggak ada apa namanya... Istilah Pak Gubernur apa ya?" lanjut Anas yang disambut tawa para undangan.
Anas berhenti sejenak untuk mendengarkan ucapan seseorang. "Jadi, pokir-pokir disampaikan pada musren (musrenbang). Aspirasi Dewan disampaikan pada musren. Jadi, nanti waktu ke Dewan gak ada itu. Kita bahas di sini," lanjut Anas.
Dia menambahkan, dari 24 anggota DPRD daerah pemilihan (dapil) Jakarta Barat, hanya tujuh orang yang hadir pada rapat tersebut.
"Berapa fraksi? Fraksinya?" tanya Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Syaiful Hidayat.
Anas memakai kacamatanya kemudian membuka lembaran daftar hadir. Ia menghitung jumlah fraksi yang ada. "Yang hadir cuma... PKS lengkap. Ini bukan diabsen nih karena Pak Wagub tanya," ucap Anas seraya tergelak. Para undangan tertawa mendengarnya.
Anas menghitung dari PDI Perjuangan yang diundang sembilan orang, tetapi yang hadir cuma dua. Dari Golkar hadir satu anggota Dewan dan Partai Demokrat satu orang. Sementara itu, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) diwakili satu orang saja meskipun yang diundang dua anggota Dewan.
"Jadi, kesempatan ini seharusnya dimanfaatkan sebaik-baiknya, baik permasalahan yang ada di lapangan maupun hasil reses. Kalau enggak ada pokir, gimana hasil reses? Ya sekarang supaya enggak ada siluman," lanjut Anas yang tertawa sambil menoleh arah tempat duduk Djarot dan Sekretaris Daerah Saefullah.
Para undangan juga terpingkal-pingkal mendengar kata-kata Anas.
Seorang perempuan yang duduk di deretan kursi paling depan anggota DPRD kemudian menjelaskan alasan ketidakhadiran rekan-rekannya. Menurut dia, pada saat yang bersamaan, di DPRD juga sedang ada sejumlah rapat, salah satunya rapat fraksi.
"Ya sudah, besok kan masih ada pembahasan. Besok sempat datang, jadi besok dimasukin itu. Musrenbang ini kan kelanjutan dari mursenbang kelurahan, musrenbang kecamatan, lalu musrenbang wali kota. Jadi, dimasukkan, pokir-pokir, aspirasi atau visi misi, atau apalah. Gitu ya sehingga istilah siluman enggak ada lagi," lanjut Anas, kali ini dengan nada lebih serius.
Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi menjadi pusat perhatian ketika Kementerian Dalam Negeri menggelar rapat mediasi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja (Ahok) Purnama dengan DPRD tentang kisruh RAPBD beberapa waktu lalu. [Baca: Cerita Ahok "Ngerjain" Wali Kota Jakbar untuk Pancing Emosi DPRD]
Pada pertemuan itu, Ahok menunjuk Anas untuk bicara soal pengadaan uniterruptible power system (UPS) di wilayahnya. Penunjukan Anas itu kemudian memicu protes dari anggota DPRD.
Anas juga sering disorot media karena beberapa kali ketahuan tertidur dalam sejumlah rapat, baik di lingkungan Pemprov DKI maupun DPRD. [Baca: Rapat RAPBD Belum Mulai, Wali Kota Jakarta Barat Tertidur]