Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PKS Pertanyakan Sikap PDI-P soal HMP terhadap Ahok

Kompas.com - 15/04/2015, 11:49 WIB
Alsadad Rudi

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com - Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Jakarta menilai Fraksi PDI Perjuangan belum memiliki sikap yang tegas terkait hasil hak angket. Sebab, PKS menganggap belum ada pernyataan tegas dari petinggi PDI-P yang menyatakan mereka menolak digulirkannya hak menyatakan pendapat (HMP).

Ketua Fraksi PKS Selamat Nurdin mengatakan, kalaupun PDI-P menolak pemakzulan terhadap Gubernur Basuki Tjahaja Purnama, belum tentu mereka juga menolak digulirkannya HMP. Oleh karena itu, PKS akan mencoba mengklarifikasi hal tersebut ke PDI-P.

"Ada pernyataan PDI-P tidak mau HMP. Perlu diklarifikasi lagi, mereka tidak setuju HMP atau tidak setuju pemakzulan. Karena beda, lho. Jadi PDI-P tidak setuju HMP atau tidak setuju pemakzulan sih? Atau tidak setuju dua-duanya," ujar Selamat kepada Kompas.com, Rabu (15/4/2015).

Selamat menilai, selama ini, ada berkembang anggapan yang menyatakan mendukung digulirkannya HMP berarti mendukung pemakzulan terhadap Ahok, sapaan Basuki. Padahal, ujar Selamat, tidak demikian. Sebab, HMP nantinya akan memiliki beberapa opsi. Opsi-opsi itulah yang nantinya akan dipilih oleh masing-masing fraksi yang ada di DPRD.

"HMP belum tentu pemakzulan. Itu dua hal yang berbeda. Kalau pun ada HMP, tidak mesti pemakzulan karena ada pilihan lain. Pilihannya bisa banyak," ujar Ketua DPW PKS DKI Jakarta itu.

Kemarin, Basuki dan Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi bertemu di Istana Merdeka. Dalam pertemuan yang dimediasi oleh Presiden Joko Widodo itu, keduanya disebut mencapai kesepakatan agar DPRD tidak melanjutkan hasil angket ke HMP. Seusai pertemuan itu, Ahok menegaskan bahwa PDI-P tidak akan mendukung digulirkannya HMP. "Fraksi PDI-P tidak akan teruskan HMP," ujar dia.

Menimpali Ahok, Prasetio, yang memang berasal dari PDI-P, mengatakan bahwa fraksinya tidak pernah berniat mendukung pemakzulan terhadap Ahok. "PDI-P tidak ada maksud pemakzulan. Saya ke depan ini mau bekerja, enggak ada pertanyaan yang akhirnya saya ngomong A dan B ya. Saya mau bekerja," ucap Sekretaris DPD PDI-P DKI Jakarta itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Dibantu Hotman Paris, Keluarga Vina Cirebon Tuntut Keadilan atas Kasus Pembunuhan

Megapolitan
Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Dosen Hukum Ini Bantah Ditunjuk Langsung Anwar Usman sebagai Ahli untuk Lawan MK di PTUN

Megapolitan
Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Pencurian Mobil di Bogor Direncanakan Matang, Pelaku Intai Mobil Korban Selama 2 Bulan

Megapolitan
5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

5 Begal yang Rampas Motor Milik Calon Siswa Bintara Sudah Berulang Kali Beraksi

Megapolitan
Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Dosen Hukum Laporkan Pria yang Adukan Pelanggaran Etik Anwar Usman, Diduga Cemarkan Nama Baik

Megapolitan
KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

KPU Lantik 60 PPK untuk Kawal Pilkada Bekasi 2024

Megapolitan
Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Beraksi di ITC Cempaka Mas dan RSUD Koja, Pelaku Pereteli 3 Ban Mobil dalam 20 Menit

Megapolitan
Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Cerita Fransiskus Asal Flores, Rela Cuti Kuliah demi Jadi Taruna STIP

Megapolitan
Pemprov DKI Larang 'Study Tour', Korbankan Pengalaman Anak

Pemprov DKI Larang "Study Tour", Korbankan Pengalaman Anak

Megapolitan
PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

PSI Buka Penjaringan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur untuk Pilkada DKI Jakarta

Megapolitan
Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Sebelum Penerimaan Dimoratorium, Catar STIP Sudah Bayar Rp 2 Juta untuk Seleksi Masuk

Megapolitan
Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Harapan Baru Keluarga Vina Cirebon, Hotman Paris Turun Tangan dan Ungkap Kejanggalan Kasus Pembunuhan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

[POPULER JABODETABEK] Donasi Palsu untuk Korban Kecelakaan SMK Lingga Kencana | Miliaran Hasil Parkir Mengalir ke Ormas dan Oknum Aparat

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 17 Mei 2024 dan Besok: Siang ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW1

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com