JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta adanya penyelidikan atas terbakarnya pesawat F-16 di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma Jakarta, Kamis (16/4/2015) pagi. Peristiwa itu berawal dari terbakarnya mesin pesawat ketika hendak lepas landas.
"Ya, itu tergelincir, biasa, tentu semua harus dicek lagi apalagi pesawat itu kan tentu pesawat yang bukan baru," kata Kalla di Kantor Wakil Presiden di Jakarta, Kamis.
Pesawat F-16 yang terbakar di Lanud Halim merupakan pesawat hibah dari Amerika Serikat. Pesawat itu berumur lebih kurang 35 tahun.
Meskipun umur pesawat sudah 35 tahun, Wapres menilai belum tentu kerusakan berasal dari mesin pesawat. (Baca: KSAU: Kecelakaan F-16 Tak Pernah Terjadi Sebelumnya)
"Kita tidak tahu apakah pilot atau pesawatnya, kan bisa dua kemungkinan," ucap Kalla.
"Ini kan hibah, kan tidak semua sempurna. Lihat Airbus kena, Boeing kena, ya tidak semua. Ya namanya buatan manusia tidak sempurna," sambung dia.
Pesawat F-16 yang terbakar biasa digunakan untuk operasi pertahanan udara. Pesawat tersebut rencananya akan digunakan untuk latihan pada Kamis pagi. Saat pilot hendak menerbangkan pesawat, tiba-tiba terjadi kebakaran di mesin pesawat (engine fire).
Sang pilot berhasil keluar dari pesawat untuk menyelamatkan diri. (Baca: Pesawat F-16 yang Terbakar Baru Didatangkan pada September 2014)
Menurut Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna, meski terjadi masalah pada bagian mesin, sebagian besar rangka pesawat tidak mengalami kerusakan. Namun, pada saat kejadian, jumlah bahan bakar di dalam pesawat masih terisi penuh. Saat tersulut api, kebakaran pun terjadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.