Hal itu diungkapkan Rina, kakak ipar Desti, yang berdomisili di Jakarta. "Mereka berjualan batu akik juga baru pas di Jakarta, baru dua bulan. Desti dan Buyung diajak berjualan batu ke Jakarta oleh kakak Buyung yang terlebih dahulu ke Jakarta jualan batu," kata Rina, Jumat (17/4/2015).
Muhtophar, yang merupakan kakak Buyung, mengajak keluarga itu berjualan batu akik di Jakarta dengan menggunakan dua mobil dari Bengkulu.
Satu mobil dikendarai Muhtophar, satu mobil dikendarai Buyung, yang membawa istri dan anaknya, Chandra.
Menurut Rina, Buyung juga mengajak teman yang bernama Totok untuk ikut ke Jakarta. Totok bertugas sebagai sopir bergantian dengan Buyung karena kondisi kesehatan Buyung yang tidak fit untuk berkendara di jalur lintas Sumatera.
"Bisnis batu di Jakarta sangat menggiurkan. Harga batu di sini tergolong tinggi dibanding kalau dijual di Bengkulu. Makanya, mereka memutuskan untuk ke Jakarta," tutur Rina.
Namun, sayang, Buyung (44), Desti (28), dan Chandra (4) harus menemui ajal di Ibu Kota. Mereka ditemukan terbujur kaku di mobil yang digunakan sebagai kios batu akik pada Jumat (17/4/2015) pagi.
Tiga jenazah itu langsung dibawa ke RS Polri Kramat Jati begitu ditemukan meninggal.
Menurut warga, keluarga tersebut memang menjadikan mobil pribadinya sebagai tempat peristirahatan selama menjajakan batu akik.