"Sebelah sana, Mas, yang atapnya tinggi," ujar seorang warga saat ditanyakan lokasi PBB Zona A.
Pantauan Kompas.com, gerbang utama gapura tersebut tidak terkunci. Bahkan, pintu menganga tanpa penjagaan.
Tepat di sebelah kiri begitu memasuki gerbang, ada sebuah pos jaga yang kosong. Hanya ada sebuah buku tamu berikut meja dan kursi.
Tak jauh dari pos jaga, ada area parkir khusus mobil yang diketahui dari tulisan penanda "parkir mobil". [Baca: Ahok: Balai Betawi Habiskan Rp 120 Miliar, tetapi Atap Bocor]
Lalu ada tiga tempat sampah beda jenis, serta sebuah kotak hydran yang tak tahu ke mana isinya. Dari sana, terlihat gedung megah berlantai tiga dengan tiga pintu utama masing-masing sebesar 4 meter x 2 meter.
Saat menengadah di depan pintu tersebut, dua buah CCTV terpasang di kiri dan kanan pojok plafon pintu depan, entah aktif atau tidak.
"Bangunan ini nantinya untuk museum. Sementara dijadikan kantor karena belum ada isi (perabotan interior)," ujar Kepala Unit Pengelola Terpadu PBB, Supli Ali, di lobi utama gedung museum.
Rampung 70 persen
Secara keseluruhan, fisik bangunan yang ada di Zona A sudah rampung 70 persen. Saat ini tengah dilakukan perawatan sekaligus perampungan fisik bangunan yang belum tuntas.
Selain gedung museum sekaligus kantor pengelola, di Zona A juga terdapat wisma, diklat seni dan budaya, serta ruang serba guna yang berbentuk kerucut.
"Kalau untuk pengerjaan sudah dilakukan sejak 2012. Masih ada beberapa bangunan yang belum rampung, seperti gedung serba guna masih 70 persen, nantinya untuk pertunjukan tertutup berkapasitas 500 penonton," ujarnya.
Keluar sedikit dari lobi gedung museum, akan terlihat sebuah panggung terbuka berbentuk lingkaran yang dikelilingi kolam yang dipenuhi jamur.
Di sekeliling panggung berkolam itu ada bangku penonton yang terbuat dari semen berbentuk setengah lingkaran. Beberapa tangganya juga terlihat berjamur dan digenangi air.
"Sejak dibangun belum ada pengelola yang merawat bangunan. Ibarat rumah, kalau enggak ada yang isi (jaga) jadinya enggak terawat kan. Belum lagi faktor alam, seperti hujan atau panas," kata Supli Ali.