Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Modus-modus Penipuan via ATM, Waspadalah!

Kompas.com - 28/04/2015, 09:32 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
 — Penipuan via anjungan tunai mandiri (ATM) sering terjadi. Meski sudah banyak yang melaporkan menjadi korban penipuan semacam itu, tetap saja masih ada orang yang tertipu.

Korban penipuan yang mentransfer uang ke rekening yang diminta biasanya sedang lengah dan panik. Selain itu, mereka juga belum mengetahui ada penipuan yang ujung-ujungnya meminta mentransfer uang via ATM.


Beberapa kasus penipuan via ATM kerap bermula dari kontak pelaku terhadap korban, baik melalui telepon maupun SMS. Setelah berhasil meyakinkan korbannya, pelaku akan menggiring korban agar mentransfer sejumlah uang via ATM.

Beberapa modus yang kerap digunakan antara lain memberikan kabar buruk via telepon yang mengaku dari pihak rumah sakit, kemudian mengabarkan jika anggota keluarga korban mengalami kecelakaan. Tujuannya, pelaku berharap korban mentransfer sejumlah uang guna biaya pengobatan atau jaminan pasien selama rumah sakit.

Ada juga kasus penipuan yang mengaku dari kantor polisi dengan skenario pihak keluarga korban sedang terkait kasus tertentu. Komplotan penipu akan berpura-pura berdialog antarpelaku, seolah-olah sedang terjadi diskusi antara atasan dan bawahan.

Demi melancarkan aksinya, pelaku akan berupaya membuat pihak keluarga panik. Caranya, pelaku tak segan mengancam akan menyebarluaskan masalah tersebut ke media atau justru akan mempersulit proses hukumnya, tentu dengan dalih agar segera dikirimkan uang dengan nominal yang ditentukan.

Tak hanya via telepon, beberapa modus lainnya yang masih sering digunakan pelaku penipuan ialah melalui jalur SMS dengan pesan terkait undian berhadiah. SMS dikirimkan secara acak ke nomor ponsel korban yang berisi permintaan transfer ke rekening pelaku yang mengaku kenalan dekat.

Arini (25), seorang karyawan perusahaan swasta, mengaku sering mendapat telepon yang menyebutkan dia menang undian dan diminta mentransfer sejumlah uang untuk mengambil hadiah tersebut. 

"Tapi, berhubung sudah malam, jadi saya abaikan saja. Masa costumer service-nya buka layanan tengah malam. Memangnya operator pengaduan apa?" ujarnya heran. 

Rizky (24), juga seorang karyawan perusahaan swasta di kawasan Sudirman, menceritakan pengalamannya nyaris menjadi korban penipuan. Menurut dia, ada trik khusus agar tidak tertipu modus penipuan yang meminta transfer uang via ATM.

"Pertama, jangan panik. Tenang dan cobalah berpikir logis. Tetap coba hubungi dulu keluarga dekat untuk menghubungi keluarga yang tertimpa musibah. Kemudian, tidak perlu takut terhadap dengan ancaman pelaku. tanyain aja ke pelaku, di mana lokasi kejadiannya? Jam berapa, kronologinya gimana? Kalau bisa kita yang harus mendesak pelaku. Kalau bisa, minta untuk ngomong langsung sama keluarga dengan pertanyaan yang sama," ujarnya berbagi tips.

So, waspadalah!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri May Day Fiesta, Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com