Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Kebakaran Ballroom Birawa Versi Pengelola Hotel Bidakara

Kompas.com - 05/05/2015, 20:51 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pengelola Hotel Bidakara memaparkan kronologi saat terjadinya kebakaran di Ballroom Birawa Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat (1/5/2015) lalu. Pengelola menyebut kebakaran terjadi saat libur panjang.

"Kebetulan kejadian tanggal 1 itu lagi libur panjang, boleh dikata mayoritas staf libur. Tetapi, security dan engineering ada," kata Security and Safety Hotel Bidakara, Solichin, Selasa (5/5/2015).

Saat itu, para petugas keamanan dan teknisi yang sedang melakukan ibadah shalat Jumat langsung bergegas menuju titik api. Mereka langsung mencoba untuk memadamkan api tersebut.

"Kejadian diperkirakan menurut investigasi yang kami lalukan, pukul 12.37. Kalau boleh dikata (saat) orang shalat Jumat dan istirahat siang," kata Solichin.

Saat itu, kebakaran terjadi karena ada percikan api akibat penambahan daya listrik di salah satu stan. Percikan api tersebut menjalar ke bahan-bahan yang sebagian besar material gabus, kayu, dan kain.

"Nah itu biasanya mengeluarkan asap hitam pekat," kata Solichin. Sebagian orang yang berada di sana pun panik. Mereka yang sebagian besar perempuan berteriak ketakutan saat melihat asap hitam semakin membubung tinggi dan memenuhi ruangan.

"Mereka menyebut sprinkler tidak berfungsi atau tidak ada yang datang," kata Solichin. Padahal, ucap Solichin, kondisi sprinkler saat itu berfungsi normal. Hanya saja, baru bisa pecah saat suhu mencapai 65 derajat celsius.

"Tim tanggap dari kita bekerja dengan mengambil apar (alat pemadam kebakaran). Jumlah tim saat itu 30 orang," ucap Solichin.

Saat pertama kali memadamkan, Tim Tanggap Hotel Bidakara menggunakan apar foam. Melihat tidak ada perubahan, akhirnya tim menggunakan C02.

Tak berselang lama, akhirnya pemadam kebakaran pun turun tangan. Mereka mencoba mengeluarkan asap hitam pekat terlebih dahulu sambil memadamkan api.

"Pertama datang dua mobil, kemudian datang delapan lagi. Karena asap di dalam terlalu pekat, mereka coba menjebol atap. Nah di situlah awal keruntuhan plafon kita. Mereka nembak air ke bawah. Tetapi, plafon juga jebol karena air sprinkler sudah nyala," kata Solichin.

Pantauan Kompas.com, plafon Ballroom Birawa terlihat runtuh sehingga terlihat atapnya.

Akibat kebakaran tersebut, acara Wedding Expo 9 tidak jadi dilaksanakan. Sebab, hampir sebagian besar ornamen dan pameran yang sudah disiapkan terbakar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com