Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabareskrim Ingatkan Ahok Kasus Korupsi di DKI Tak Berhenti sampai UPS

Kompas.com - 07/05/2015, 20:30 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri Komisaris Jenderal Budi Waseso mengungkapkan kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bahwa kasus dugaan korupsi pada anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) DKI tidak hanya berhenti pada pengadaan uninterruptible power supply (UPS) saja.

Basuki mengatakan, Budi pernah mengungkap adanya dugaan mark-up pengadaan scanner dan beberapa alat elektronik dalam penyusunan APBD-P 2014. Temuan itu diungkapkan Budi saat bertemu Basuki di Balai Kota, Selasa (5/5/2015) lalu. 

"Iya kata Pak Kabareskrim sih begitu, ada (mark-up pada pengadaan) scanner, elektronik-elektronik, sistem manajemen sekolah, macam-macamlah," kata Ahok, sapaan Basuki, di Balai Kota DKI, Kamis (7/5/2015). 

Penggelembungan anggaran itu, lanjut Basuki, sebenarnya telah muncul sejak awal pembahasan APBD 2014 dilakukan.

Meskipun Basuki telah mencoret atau memangkas anggaran itu, di APBD Perubahan 2014, kembali muncul anggaran serupa yang dinamakan anggaran siluman.

Hal itu disebabkan Pemprov DKI masih belum dapat menerapkan sistem e-budgeting sehingga sulit mengontrol anggaran mana saja yang siluman dan bernilai fantastis serta tidak masuk akal itu.

"Makanya, saya bilang kalau tidak ada e-budgeting (untuk menyusun APBD) kamu tidak bisa kontrol (anggaran). Kami tidak tahu, tiba-tiba berkasnya sudah ada saja," kata Basuki. 

Dua mantan pejabat Dinas Pendidikan DKI, yakni Alex Usman dan Zaenal Soelaiman, telah ditetapkan sebagai tersangka akibat kasus pengadaan UPS ini. Bahkan, Alex telah resmi ditahan oleh Bareskrim.

Sementara itu, Kabareskrim Polri Komjen Budi Waseso mengatakan akan melakukan pemeriksaan beberapa PNS DKI yang diduga terlibat dalam kasus pengadaan UPS.

Pemeriksaan pun dilakukan di masing-masing kantor satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait.

Selama dua pekan ini, penyidik Bareskrim dan Komisi Pemberantasan Korupsi pun telah menyambangi Bappeda DKI untuk meminta data yang dibutuhkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com