Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WNA Tiongkok Salah Gunakan Visa agar Bisa Menetap di Indonesia

Kompas.com - 12/05/2015, 16:13 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Jakarta Utara Hambali Haryadinata menegaskan bahwa pihaknya masih mendalami dokumen keimigrasian 30 warga negara asing (WNA) yang diamankan Subdit Jatanras Polda Metro Jaya (PMJ), Selasa (12/5/2015).

"Dari pengamatan awal, mereka menggunakan visa wisata dan masih berlaku. Tapi, untuk pemastiannya, nanti akan kita dalami," ungkap Hambali, Selasa.

Menurut Hambali, mereka sempat memperpanjang visa kunjungan sebanyak satu kali. Ketika berada di Indonesia, para imigran tersebut justru mencari lokasi untuk menetap dalam menjalankan aksi penipuan.

"Selama di Indonesia, tidak benar-benar berwisata sesuai dengan visa yang dimiliki, tetapi melakukan kegiatan penipuan yang diduga sudah direncakan sebelumnya," kata Hambali.

Pihak Imigrasi juga akan melakukan pendalaman terhadap para imgran gelap tersebut. Jika terindikasi ada sejumlah perusahaan asal Indonesia terlibat, pihak Imgrasi akan mengoordinasikan hal tersebut kepada pihak berwajib.

"Kami akan telusuri. Jika nanti terbukti ada, akan diperiksa kelengkapan dokumen keimigrasiannya. Apabila ditemukan pelanggaran, akan ditindak dan diproses sesuai hukum. Bila perlu, kami deportasi ke negara asalnya," kata Hambali.

Seperti diketahui sebelumnya, Subdit Jatanras PMJ mengamankan 30 imigran asal Tiongkok di salah satu ruko di Jalan Elang Laut Boulevard, Blok D No 11-12, Kelurahan Kamal Muara, Penjaringan, Jakarta Utara. Diduga, para WNA itu merupakan jaringan penipu internasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com