"Saya malah bilang ke Presiden, bila perlu seluruh Indonesia enggak ada tarik kontan. Kalau enggak ada tarik kontan, negara enggak perlu cetak duit dan hemat anggaran," kata Basuki, di Sungai Bambu, Jakarta Utara, Rabu (13/5/2015).
Penerapan sistem itu, kata dia, juga menguntungkan pihak bank sehingga mereka tidak perlu khawatir lagi jika terjadi bencana ataupun perampokan.
Dengan demikian, bank juga tidak perlu menghabiskan anggaran untuk biaya asuransi. Aliran uang juga akan lebih mudah ditelusuri oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
"Orang susah buat nyogok, karena semua (aliran) duit lewat transfer bank, kelihatan duit kamu ke mana saja. Kalau sekarang pakai duit tarik Rp 1 triliun terus bagi-bagi kan enggak ketahuan," kata Basuki.
Pemprov DKI baru-baru ini langsung mentransfer biaya reses anggota DPRD DKI Jakarta sebesar Rp 61 juta. Tujuannya untuk mengetahui penggunaan dana dari APBD DKI Jakarta.
Ahok, sapaan Basuki, kini juga merencanakan kepemilikan rekening bagi semua warga Jakarta sehingga bantuan dapat diberikan secara efektif kepada warga yang membutuhkan.
"Orang Jakarta semakin miskin dia semakin harus punya rekening bank dan e-money supaya bantuan masuk. Jadi ide uang di dalam bank itu membuat pejabat enggak bisa nyogok dan nyolong," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.