Linda awalnya sempat heran mendapati gadget baru yang lebih murah dari harga resmi. Karena sedang membutuhkan alat itu, dia akhirnya membelinya. Sebulan kemudian, Linda baru mengetahui bahwa komponen HP-nya sudah berkarat.
Sebelumnya, melalui temannya pula, Linda kemudian memesan satu gadget baru itu. Tak lama, si penjual menghubungi Linda untuk mengantarkan barang yang dipesan.
Meski mengaku memiliki toko ponsel di salah satu pusat penjualan handphone ternama di bilangan Jakarta Pusat, si penjual menawarkan jasa agar gadget dikirimkan ke alamat tempat tinggal Linda.
Akhirnya, setelah disetujui, seorang kurir tak lama kemudian datang ke apartemen Linda di kawasan Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Seingat Linda, saat mengantarkan gadget pesanannya itu, kurir yang mengaku sebagai karyawan toko ponsel itu menjamin bahwa gadget masih dalam kondisi baru. Hanya, masa garansi resmi sudah lewat.
"Dia menunjukkan gadget itu masih disegel dan memastikan bahwa kondisinya masih baru. Dia juga memberikan garansi toko selama dua minggu," ucap Linda kepada Warta Kota, baru-baru ini.
Meski sempat ragu, Linda akhirnya tetap membayar gadget pesanannya. Dia pikir, gadget baru dengan merek terkenal pasti akan bertahan lama.
Linda tidak menemukan masalah di gadget tersebut pada minggu-minggu pertama pemakaian. Semua fungsi dan fitur gadget berjalan normal.
Tak berfungsi
Sebulan kemudian, gadget Linda mulai menunjukkan masalah. Di antaranya, fitur kamera tidak bisa berfungsi, dan gadget sering mati sendiri ketika sedang digunakan. Linda sempat menelepon ke sebuah nomor yang disebut oleh kurir adalah nomor telepon bosnya.
Si pemilik toko justru menuduh Linda menggunakan gadget secara tidak benar. Ia menyarankan Linda membawa gadget itu ke tukang servis.
Linda terkejut ketika tukang servis mengatakan, gadget miliknya bukanlah gadget baru, dan banyak komponen yang sudah berkarat. Dia merasa tertipu dan menyesal tak mengikuti saran rekan-rekannya yang lain untuk tidak membeli gadget yang mencurigakan.
Sebelum memutuskan membeli gadget, rekan Linda sudah menyarankan agar dia membeli produk yang bergaransi resmi. Akan tetapi, Linda akhirnya tidak kuasa menahan keinginan untuk segera memiliki gadget berfitur canggih tersebut karena tergiur dengan penawaran harga murah.
Dia mengira gadget barunya itu sama dengan gadget kesayangannya, iPhone 5S, yang layarnya retak setelah jatuh di tempat parkir sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta Selatan, awal Februari lalu. Dia sudah berusaha membawa gadget miliknya itu ke pusat servis.
"Jadinya sekitar dua bulan karena harus antre dan menunggu spare part," begitu informasi yang dia peroleh dari seorang customer service.
Ia memutuskan meninggalkan gadget-nya yang rusak karena waktu servis lama. Padahal, dia "tak bisa hidup" tanpa kehadiran gadget dalam kesehariannya.
Selain untuk kepentingan bekerja, gadget bagi Linda sudah menjadi teman ketika ia sedang tak punya aktivitas. "Bisa mati gaya kalau sehari saja tanpa gadget," tutur Linda yang berprofesi sebagai ahli make-up ini. (Feryanto Hadi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.