Menurut Badrodin, terpilihnya Tito menjadi Kapolda Metro Jaya adalah karena lulusan Akademi Kepolisian angkatan 1987 itu memiliki sejumlah prestasi gemilang. Kini ia dirasa siap menerima tantangan yang lebih kompleks dan berat, yakni memimpin Polda Metro Jaya.
"Khusus Pak Tito memang kita beri kesempatan untuk menghadapi tantangan yang lebih kompleks dan lebih berat," kata Badrodin seusai melantik Tito dan sejumlah pejabat Polri lainnya, di Mabes Polri, Jumat (12/6/2015).
Sementara itu, Badrodin menilai prestasi Unggung juga baik selama memimpin Polda Metro Jaya. Karena itu, kata dia, posisinya dinaikkan menjadi Asisten Kapolri Bidang Operasi. "Pak Unggung kan naik posisinya sebagai Asops Kapolri," kata dia.
Tito menjabat sebagai Asisten Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan Pengembangan (Asrena) Polri sejak 2014. Tito lulus dari Akademi Kepolisian dengan predikat terbaik angkatan 1987.
Karier Tito dalam kepolisian melesat dengan cepat berkat prestasi yang dicapainya. Tahun 2001, Tito yang memimpin Tim Kobra berhasil menangkap Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto, putra mantan Presiden Soeharto dalam kasus pembunuhan hakim agung Syafiudin.
Berkat kesuksesan menangkap Tommy, Tito termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa. Tahun 2005, Tito mulai mengemban tugas satuan antiterorisme.
Saat itu ia diangkat sebagai Kepala Subdetasemen Bantuan Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri. Dia menjadi kunci pengungkapan jaringan teroris Dr Azhari.
Di bawah kepemimpinannya, Densus 88 Antiteror mengakhiri perjalanan teroris Noordin M Top di Solo. Tito kemudian dipromosikan menjadi Kepala Polda Papua pada 2012.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.