Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Ingin Beli 100 Bus Tingkat Pariwisata Lagi

Kompas.com - 26/06/2015, 15:24 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ingin DKI memiliki bus tingkat wisata sebanyak-banyaknya. Bahkan, ia menginginkan semua tempat wisata dapat ditempuh oleh bus tingkat. Dengan demikian, warga Jakarta, wisatawan domestik, dan internasional bisa lebih mengenal semua tempat wisata yang ada di Ibu Kota. 

"Makanya, saya mau beli 100 unit lagi. Kami mau minta sumbangan lagi. Jadi, tidak cukup ini (bus tingkat yang sudah ada). Kami ingin buat bus tingkat ini minimal tiap 10 menit lewat," kata Basuki seusai menerima sumbangan satu unit bus tingkat wisata dari Alfamart di Balai Kota, Jumat (26/6/2015). 

Nantinya, bus tingkat yang diberikan ini tetap akan dioperasikan di Koridor Pasar Baru-Bundaran HI. Rutenya akan dikembangkan ke Jalan HR Rasuna Said, Kota Tua, hingga Ancol. 

Kendati bus tetap gratis, tiap orang yang akan menaikinya harus menggunakan kartu elektronik untuk memudahkan pendataan rute baru oleh operator.

Apabila bus tingkat wisata telah dimasukkan ke dalam e-catalog Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP), Basuki memastikan PT Transjakarta akan membelinya.

"Kalau sudah di LKPP, pemerintah enggak perlu lelang lagi, apalagi sudah ada Perpres Nomor 38 Tahun 2015 kan. Selama ini, rapat anggaran lelangnya setengah mati, tetapi yang curang malah cepat pengadaan busnya," kata Basuki. 

Adapun harga bus yang diberikan kepada DKI tersebut senilai Rp 3,6 miliar. Bus bermerek Mercedes Benz tersebut lebih besar dari bus tingkat milik DKI bermerek Weichai, yang seharga Rp 3,3 miliar.

Bus tingkat pariwisata tersebut berkapasitas 69 penumpang. Jumlah tersebut lebih besar dibandingkan bus tingkat yang sudah ada sebelumnya, yakni hanya 60 penumpang.

Bus itu juga dilengkapi dengan pendingin ruangan, lampu LED, sound announcer, TV LCD 32 inci, GPS, lima perangkat CCTV, kursi penumpang berkebutuhan khusus, pintu darurat, dan pemecah kaca untuk kondisi darurat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com