Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

189 Rumah Dinas Pejabat DKI Sudah Berpindah Tangan

Kompas.com - 01/07/2015, 08:51 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 189 rumah dinas pada tujuh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) DKI telah berpindah tangan. Rumah dinas pejabat DKI itu kini ditempati pensiunan, anak, cucu, atau kerabat pensiunan PNS DKI, serta tempat usaha.

Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi mengatakan fasilitas rumah dinas itu seharusnya tidak lagi ditempati PNS DKI ketika sudah memasuki usia pensiun dan tidak aktif bekerja.

"Harusnya rumah dinas itu jadi fasilitas untuk pejabat yang menggantikannya. Sama kayak pas saya kepilih jadi Ketua DPRD, ya fasilitas rumah dinas dari Pak Ferrial (Ferrial Sofyan) langsung saya tempati. Nanti juga begitu kalau saya tidak lagi jadi Ketua DPRD. Memang begitu aturannya," kata Prasetio, Selasa (30/6/2015).

Adapun jumlah rumah dinas yang paling banyak ditempati oleh pihak lain ada di Dinas Kesehatan dengan sebanyak 101 rumah.

Kemudian Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI sebanyak 62 rumah dinas, Dinas Kelautan dan Pertanian sebanyak 10 rumah dinas, dan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan sebanyak 7 rumah dinas.

Selain itu Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana sebanyak 6 rumah dinas, Dinas Sosial sebanyak 2 rumah dinas, dan Kelurahan Pondok Bambu sebanyak 1 rumah.

"Pemberian fasilitas rumah dinas ini kan buat memudahkan pejabat menjalankan tugasnya dan menerima tamu untuk keperluan dinas juga," kata Prasetio. 

Pada akhir tahun 1970-1990, Pemprov DKI membangun rumah dinas bagi PNS. Rumah dinas itu digolongkan rumah dinas kelas 2, artinya tidak dapat dipindahtangankan kepada pihak lain.

Di dalam SK Gubernur DKI Jakarta tentang Penempatan Pegawai pada Rumah Dinas, hak penempatan rumah dinas berakhir saat pegawai itu pensiun, mutasi, dan meninggal dunia. Apabila salah itu peristiwa itu terjadi, pegawai dan seluruh keluarganya wajib keluar dari rumah dinas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com