Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demi Mudik Lebih Awal, Warga Rela Tunggu Kapal hingga 18 Jam

Kompas.com - 04/07/2015, 06:09 WIB
Tangguh Sipria Riang

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com
- Waktu menunjukkan pukul 17.00 WIB saat Efi (38), warga Jakarta Timur, duduk selonjoran santai di ruang tunggu dermaga Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (3/7/2015). Dua belas jam sudah, ibu dua anak tersebut menantikan kapal yang akan mengantarkannya ke kampung halaman di Timika, Papua.

"Saya takut ketinggalan kapal," ujarnya singkat terkait angkutan yang menghabiskan waktu tempuh 5 hari Jakarta-Papua.

Kapal Motor (KM) milik PT Pelni yang ditunggunya, dijadwalkan tiba pukul 10.00 WIB. Namun, jadwal tersebut berubah dan terpaksa diundur hingga 13 jam, tepatnya pukul 23.00 WIB.

"Awalnya jadwal kapal jam 10 pagi. Tapi tadi ada pemberitahuan jam 11 malam baru berangkat," paparnya.

Meski demikian, Efi mengaku tidak menyesal dan tetap akan menunggu kapal berangkat hingga waktu yang telah ditentukan. Pasalnya, dirinya memang sengaja berangkat jauh hari agar tidak berdesakan saat mudik dengan kapal laut tersebut.

"Ya, kalau mau agak legaan (leluasa), berangkat dari jauh hari. Soalnya kalau sudah dekat pas Lebaran pasti ramai dan berdesakan," ungkapnya.

Pantauan Kompas.com di lapangan, mayoritas pemudik membawa serta keluarga, istri, dan anak. Beberapa dari mereka yang menunggu di pintu masuk terminal penumpang, menyertakan sejumlah tas dan kardus besar.

"Ini buat oleh-oleh untuk keluarga di kampung," timpal calon penumpang lainnya, Lina (34), yang pulang ke Flores.

Namun, tak sedikit juga dari mereka yang membawa alat tidur seperti bantal dan kasur. Mengingat perjalanan jauh menggunakan kapal laut membuat aktivitas selama beberapa hari ke depan berada di tengah laut lepas.

Meskipun gratis, sejumlah loket juga tampak diramaikan calon penumpang kapal atau pemudik, bahkan calo. Selain calon penumpang yang ingin mudik, ada beberapa penumpang juga yang baru tiba dari kampung halaman.

Titin (38) mengaku sengaja datang ke Jakarta untuk refreshing sekaligus mengunjungi keluarganya. Namun, dalam kunjungan sekaligus refreshing, warga asal Lampung itu membawa 4 koper ukuran besar sekaligus. Saat ditanyakan keperluannya membawa koper besar yang banyak, Titin mengaku hanya membawa oleh-oleh untuk keluarganya di kawasan Tanjung Barat, Jakarta Selatan.

"Mau nengokin ibu sama adik-adik saya. Soalnya, selama ini saya kerja di Lampung," tuturnya.

Untuk diketahui, meski baru memasuki puasa ke-14, pelabuhan Tanjung Priok mulai dipadati penumpang mudik ke luar pulau Jawa. Tingkat kepadatan penumpang diperkirakan akan terus meningkat di akhir pekan hingga mendekakati hari H.

"Soalnya akhir pekan. Penumpang merencanakan mudik lebih awal, sama seperti tahun sebelumnya," timpal salah satu petugas loket, Zakaria.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com