Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Titah Menteri Jonan, Lebih Baik Tidak Jalan daripada Tidak Pernah Sampai

Kompas.com - 13/07/2015, 11:56 WIB
Robertus Belarminus

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Dalam melayani angkutan mudik Lebaran 1436 Hijriah, semua bus yang beroperasi di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, menjalani serangkaian tes kelaikan jalan. Bus yang terbukti bermasalah akan diminta untuk diperbaiki sebelum diperbolehkan jalan.

Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Pargaulan Butar-butar mengatakan, sesuai instruksi Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, untuk kendaraan bus yang tidak laik, sanksinya ialah tidak diperbolehkan jalan.

"Pak Menteri (Jonan) sudah bilang, lebih baik tidak jalan daripada tidak pernah sampai. Kita harus tegas, yang tidak laik, tidak kita izinkan untuk berangkat," kata Pargaulan di Terminal Pulogadung, Jakarta Timur, Senin (13/7/2015).

Berdasarkan data petugas pengujian kendaraan bermotor (PKB) di Terminal Pulogadung, dari pemeriksaan sejak H-9 sampai H-5 kemarin terhadap 241 bus, sebanyak 45 bus dinyatakan tidak laik jalan, sedangkan sisanya 196 laik jalan.

Bus yang tidak laik itu di antaranya karena masalah rem parkir rusak, kaca retak, wiper tidak fungsi, masalah ban, bodi keropos, dan surat-surat tidak lengkap. Puluhan bus itu baru dapat beroperasi setelah memperbaiki masalah kerusakan.

Pada H-4 hari ini, satu unit bus dari PO Sinar Kerta Bumi (SKB) Jakarta tujuan Serang terpaksa dikandangkan lantaran bermasalah cukup serius. Salah satunya ialah kartu pengawas trayeknya mati.

"Busnya tidak laik jalan, rem tangan tidak berfungsi, kita tidak izinkan bus itu jalan," ujar Pargaulan.

Bus SKB itu lantas dikandangkan ke Pulogebang. Pargaulan mengatakan sudah berpesan kepada pihak Terminal Pulogadung untuk melakukan pengawasan ketat terhadap pemeriksaan bus.

Terkait hal ini, Kepala Terminal Pulogadung Simon Ginting mengaku bahwa pihaknya mengikuti rekomendasi dari petugas PKB.

"Kita sudah sepakat dengan PKB, kalau tidak layak, kita tidak berani suruh jalan," ujar Simon.

Namun, Simon menyatakan, bisa saja ada bus yang kucing-kucingan di luar pengawasan terminal untuk menghindari pemeriksaan.

"Kalau mereka menyelonong, itu di luar pengawasan kita," kata Simon.

Selain memeriksa kondisi bus, kondisi kesehatan pengemudi juga diperiksa. Sejak 6 Juli 2015 kemarin, 127 sopir bus telah diperiksa oleh posko kesehatan dari Sudin Kesehatan Jakarta Timur dan Puskesmas Jatinegara.

"Dari 127 yang diperiksa, 9 sopir tidak layak jalan. Sisanya 32 orang layak jalan, tetapi dengan keterangan," ujar dokter Elisabeth di posko kesehatan Terminal Pulogadung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com