Utamanya, ajakan dari orang lain yang baru dikenal si anak. Arist mengatakan, pada umumnya anak-anak akan luluh dan senang kepada orang yang bersikap baik serta atentif kepadanya. Orangtua harus mengajarkan bahwa orang jahat tidak selalu berbuat jahat dengan cara-cara kasar.
Selain itu, sang anak juga harus diajarkan waspada kepada orang asing yang bersikap baik kepada dia. Arist mengatakan, anak-anak harus diajarkan berani berkata tidak kepada orang asing meskipun orang tersebut baik. Jika ditawari makanan, diberi uang, atau diajak pergi ke tempat asing, anak harus berani menolak. Kalau perlu, kata Arist, berteriak.
Sebagai antisipasi jika anak sudah terlanjur hilang dan diculik, Arist juga mengimbau para orangtua untuk mengajarkan anak informasi tentang identitas dirinya. "Nama dia siapa, nama orangtuanya, alamat rumah sekaligus rute jalannya diajarkan. Lalu nomor telepon penting," ujar Arist.
"Untuk mencegah kekerasan seksual, ajarkan juga mana bagian tubuh yang tidak boleh dipegang dan dilihat orang lain kecuali dia dan orangtua," tambah dia.
Akhir pekan lalu, seorang gadis cilik, SE, dilaporkan hilang saat bermain di sebuah tempat bermain anak di Pusat Grosir Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur. Dari rekaman CCTV tampak bahwa gadis yang 'lepas' bermain dari orangtuanya itu telah dibawa seorang pria tak dikenal.
Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (18/7/2015) sekitar pukul 16.30 saat Rd tengah menjaga toko bersama istrinya. Kini, bocah telah ditemukan dan sudah kembali ke rumahnya. Dia diantar seorang sopir taksi.