Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kumpulkan Rp 40 Juta, Pengojek Ini Beli Dua Ekor Sapi

Kompas.com - 08/08/2015, 09:46 WIB
Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Mendapatkan penghasilan yang besar tidak membuat Igin Hendriawan (31), seorang pengojek berbasis aplikasi, berpuas diri. Sejak bergabung dengan Grab Bike, pria asal Kuningan, Jawa Barat, ini mengumpulkan uang sampai mendapat penghasilan bersih sebesar Rp 40 juta dalam kurun waktu dua bulan.

Igin pertama kali bekerja sebagai pengojek di Grab Bike pada 20 Mei 2015, tepat pada hari peluncuran layanan itu.

Igin bekerja hingga tepat satu hari sebelum Lebaran, 16 Juli 2015. Dia bisa membawa pulang uang sebesar Rp 40 juta yang digunakan untuk investasi dengan cara membeli dua ekor sapi di kampung halamannya.

"Di kampung saya, memang lagi tren investasi sapi. Satu sapi Rp 15 juta, saya beli dua. Kalau dijual, tahun depan, harganya bisa jadi Rp 25 juta satu sapi. Saya untung Rp 10 juta per sapi. Jadi, bisa dapat Rp 20 juta," kata Igin dalam bincang-bincang dengan Kompas.com, Rabu (5/8/2015).

Sebelum bergabung di Grab Bike, Igin merupakan pengojek pangkalan yang bekerja di kawasan Kuningan, dekat Allianz Tower, Jakarta Selatan.

Namun, jauh sebelum menjadi pengojek pangkalan, Igin telah mencoba berbagai macam pekerjaan, mulai dari menjadi pegawai di salah satu perusahaan bongkar muat barang di pelabuhan, kru salah satu televisi swasta, karyawan outsourcing, sampai akhirnya Igin memutuskan membuka warung bersama adiknya.

Semasa masih menjadi pengojek pangkalan, Igin harus bersusah payah mencari penumpang sampai akhirnya mendapatkan beberapa penumpang langganan yang selalu menggunakan jasanya. Kondisi di pangkalan tidak terlalu bebas karena harus berbagi penumpang dengan pengojek lain.

"Waktu itu, ngojek jadi sampingan. Habis ngojek, ikut ngurusin toko. Jadi, bisa terbayang gimana sibuknya dalam sehari," kata dia.

Meski harus bekerja macam-macam, Igin mengaku tidak pernah menganggap hal itu sebagai beban.

Peluang baru

Dia tidak menggantungkan kehidupannya hanya dari pekerjaannya yang digeluti saat ini, tetapi selalu mencari peluang-peluang baru. Menjadi pengojek berbasis aplikasi ini merupakan salah satu peluang yang diambil oleh Igin.

"Jadi, saya ngojek bukan sekadar ngojek. Kalau semangatnya cuma ngojek, ambil berapa order, sudah, pulang ke rumah. Kalau saya, semangatnya bekerja. Di Grab ini juga saya manfaatin momen dan kesempatan," kata Igin.

Setelah merasakan keuntungan menjadi pengojek berbasis aplikasi, Igin pun menyerahkan warung kelontong miliknya sepenuhnya kepada adiknya.

Dengan penghasilannya mengojek, Igin menargetkan untuk bisa membeli 10 ekor sapi dengan tujuan agar bisa berinvestasi lebih banyak pada akhir tahun ini.

"Kalau punya 10 sapi, untungnya kan bisa sampai Rp 200 juta. Saya memang diajarkan sama orangtua, daripada duit disimpan di bank, mending buat investasi saja. Kalau menguntungkan, kenapa tidak?" ujar Igin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com