Namun, Kosasih menyebut bus tidak mogok. Menurut dia, saat itu alat sensor yang terpasang di bus terlepas dari dudukannya.
"Sensornya lepas. Mungkin bautnya kendor. Karena sensornya lepas, lampu peringatan di dashboard otomatis menyala sebagai bagian dari warning system," kata dia kepada Kompas.com, Senin (10/8/2015).
Menurut Kosasih, sesuai standar operasional prosedur yang diterapkan, PT Transjakarta harus memanggil teknisi dari agen pemegang merek dari bus yang bersangkutan. Kosasih mengatakan, hal itu harus dilakukan apabila terjadi masalah pada semua jenis komponen yang melekat pada bus.
"Sebenarnya pakai obeng tinggal benerin sendiri bisa. Cuma kan tidak sesuai SOP," ujar dia.
Kosasih menuturkan, karena saat itu proses pemanggilan teknisi memakan waktu yang cukup lama, maka untuk sementara penumpang yang ada di bus Scania dipindah ke bus yang lain.
"Nunggu teknisinya datang hampir sejam. Benerinnya enggak sampai lima menit. Setelah itu bus jalan lagi," ucap Kosasih.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengaku beberapa waktu lalu mendapat complain dari seseorang mengenai bus Scania. Kepada Basuki, orang itu mengatakan bus Scania sudah pernah mogok.
"Misalnya, kayak kemarin ada yang kasih tahu saya begini, 'Lihat tuh, Scania sudah mogok, siapa bilang hebat'. Bukan mogok, justru Scania begitu teliti (jika ada sedikit kerusakan)," kata Basuki di Balai Kota DKI Jakarta.
Basuki mencontohkan, jika ada kabel bus transjakarta yang sedikit bergoyang saja, tanda peringatan di dashboard langsung muncul. Secara prosedural, kata Basuki, operator harus menghentikan operasional bus tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.