"Sekolah tersebut merupakan bangunan cagar budaya, tentu diperlukan kehati-hatian untuk bisa mempertahankan beberapa bangunan yang ada. Mungkin pertimbangannya demikian kenapa kemudian dana rehab seolah-olah tinggi," ujar Arie di Balai Kota DKI, Jumat (14/8/2015).
Arie mengatakan, bangunan SMA Negeri 19 juga bergabung dengan SD dan SMP lain. Totalnya, ada lima sekolah yang menggunakan gedung tersebut. Hal itu, kata Arie, mungkin menjadi salah satu alasan besarnya dana rehab.
Arie mengatakan, rehab SMA Negeri 19 ini merupakan perencanaan tahun lalu sebelum dia menjabat sebagai Kepala Dinas Pendidikan.
"Saat masa saya, saya diperintahkan untuk melakukan efisiensi," ujar Arie.
Saat ini, proses rehab sekolah tersebut memang ditunda. Hal ini karena mempertimbangkan dananya yang terlalu besar dan belum bisa masuk pelelangan. Arie mengatakan akan melakukan penghitungan ulang agar dana rehab bisa lebih tepat dan efisien.
Sebelumnya, Basuki mengaku menemukan banyaknya upaya penggelembungan anggaran program rehab sekolah. Karena itu, Basuki meminta konsultan untuk menganalisis ulang.
"Masuk akal enggak (anggaran) rehab sekolah, satu sekolah Rp 30 miliar-Rp 50 miliar. Itu mau rehab apa bangun kampus?" kata Basuki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.