Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enggan Bahas UPS, Anggota DPRD Dianggap Takut Kebobrokannya Terbongkar

Kompas.com - 18/08/2015, 17:42 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengadaan alat uninterruptible power supply (UPS) pada tahun 2014 dinilai tak lepas dari peran para anggota DPRD DKI. Hal itulah yang dianggap menjadi penyebab utama keengganan DPRD menjadikan pengadaan UPS sebagai agenda kerja panitia khusus laporan hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

Koordinator Investigasi Indonesia Corruption Watch (ICW) Febri Hendri menilai, bila DPRD membahas pengadaan UPS, maka sama saja dengan membongkar kebobrokan mereka sendiri.

"Membahas temuan BPK terkait UPS sama dengan memercik air di dulang, yang kena muka sendiri. Itulah peribahasa yang tepat atas kelakuan anggota DPRD ini," kata Febri, Selasa (18/8/2015).

Atas dasar itu, Febri menilai pembentukan pansus oleh DPRD sebenarnya bukan bertujuan untuk menyelidiki temuan penyelewengan yang merugikan keuangan daerah.

Namun, hanya sekadar untuk menyerang Pemprov, khususnya terhadap Gubernur Basuki Tjahaja Purnama.

"Pembahasan DPRD atas temuan BPK hanya untuk menyelamatkan anggota DPRD, sekaligus menyerang Gubernur dan Pemprov DKI," ujar dia.

Sebagai informasi, pengadaan UPS menjadi salah satu temuan penyimpangan yang didapat BPK dalam laporan keuangan Provinsi DKI Jakarta tahun 2014.

Akan tetapi, temuan UPS tidak menjadi salah satu temuan yang menjadi agenda kerja Pansus yang dibentuk DPRD.

Berdasarkan draf laporan hasil pemeriksaan (LHP) BPK yang diperoleh Kompas.com, temuan mengenai UPS ada di halaman 214. Dalam pemaparannya, BPK menyatakan pengadaan UPS tidak sesuai kebutuhan dan ketentuan.

"Proses penganggaran UPS di BPAD, Sudin Dikmen Jakbar dan Jakpus tidak sesuai ketentuan dan tidak didukung analisis kebutuhan barang yang memadai," tulis pernyataan BPK pada poin a.

Saat dikonfirmasi, Ketua Pansus DPRD terhadap LHP BPK Triwisaksana mengakui pihaknya memang tidak memasukkan dugaan  korupsi pengadaan UPS sebagai agenda kerja. Sebab, penyelidikan UPS sudah ditangani Bareskrim Polri. "Kasus itu sudah jadi ranah hukum," ujar Wakil Ketua DPRD ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com