Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Saya Tahu Ini Dulu Jadi Tempat Disko Dangdutan

Kompas.com - 19/08/2015, 09:58 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meresmikan Pasar Manggis, Jakarta Selatan, Rabu (19/8/2015). Pasar Manggis ini merupakan pasar rakyat pertama yang diresmikan.

Dalam sambutannya, Basuki mengaku bersyukur akhirnya DKI memiliki pasar rakyat. Pasalnya, pasar rakyat ini merupakan keinginan Presiden Joko Widodo. 

"Konteks kami sederhana, di Jakarta ini mudah untuk cari uang, asal ada tempatnya. Giliran ada tempat, masalah baru muncul, tempat itu dijual ke pihak lain," kata Basuki. 

Ia juga meminta para pedagang yang berdagang di Pasar Manggis tidak menjajakan dagangan mengandung zat berbahaya. Sebab, lanjut Basuki, zat berbahaya itu dapat menyebabkan penyakit kanker dan penyakit mematikan lainnya.

Bahkan, lanjut dia, dengan menggunakan aplikasi Jakarta Smart City, warga dapat mengetahui apakah makanan dan minuman yang dijual di kios pasar mendapat sertifikasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) atau tidak.

"Es kelapa Shanghai warnanya mengkilap dan enak, tapi ternyata mengandung rhodamin B yang menyebabkan kanker hati."

"Saya juga dulu suka banget minum es doger, sehari minum dua kali, ternyata mutiaranya mengandung formalin, pantesan enak kenyal-kenyal. Sekarang kami harus ketat, tidak bisa toleransi lagi, kalau ada yang jual makanan berbaya, kami usir," kata Basuki. 

Pada akhir sambutannya, Basuki meminta pedagang menjaga kebersihan pasar. Selain itu, ia meminta pasar itu tidak digunakan untuk tindakan semena-mena.

"Saya tahu pasar ini dulunya buat tempat disko dangdutan. Saya tahu itu, karena saya suka dangdut. Tapi saya takut kalau ke sini nanti ketahuan dan difoto. Pokoknya tidak boleh aset DKI dimanfaatkan untuk hal-hal yang tidak benar," kata Basuki lagi.

Direktur Utama PD Pasar Jaya Djangga Lubis menjelaskan, selain Pasar Manggis, ada empat pasar rakyat lain yang sudah rampung diresmikan, yakni Pasar Kebon Bawang, Pesanggrahan, Nangka Bungur, dan Kampung Duri.

Adapun komponen yang membedakan pasar rakyat dan pasar biasa lainnya adalah konsepnya. Pasar rakyat mengusung konsep lingkungan.

"Para pedagang di sana juga tidak perlu membayar kios dan sewa bangunan alias gratis. Pedagang hanya ditarik untuk membayar biaya pengelolaan pasar (BPP), seperti retribusi keamanan, kebersihan, listrik, dan operasional," kata Djangga. 

Selain itu, para pedagang juga tidak diberi hak pakai selama 20 tahun, tetapi dengan sistem pinjam pakai dan tidak bisa dipindahtangankan. Jika aturan itu dilanggar, pedagang lain akan masuk dan berdagang di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com