Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusun Jatinegara seperti Apartemen, Mengapa Warga Menolak?

Kompas.com - 21/08/2015, 10:41 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Rumah susun Jatinegara Barat sekilas hampir menyerupai apartemen di Jakarta. Rusun yang diperuntukkan bagi warga Kampung Pulo yang terkena imbas penertiban ini memiliki dua bangunan, masing-masing terdiri dari 16 lantai. Setiap bangunan dilengkapi fasilitas lima lift.

Namun, beberapa warga menolak untuk menerima unit rusun tersebut. "Pindah ke sini juga terpaksa," ujar Rika, salah seorang warga Kampung Pulo yang sudah pindah ke Rusun Jatinegara, Jumat (21/8/2015). 


Rika menempati salah satu unit rusun di lantai 4 bersama dengan suami dan tiga anaknya yang masih kecil. Mengenai pemberitaan di media, Rika menyadari, banyak persepsi buruk dari masyarakat terhadap warga Kampung Pulo. Rika merasa masyarakat telah beranggapan bahwa warga Kampung Pulo tidak tahu berterima kasih karena menolak rusun.

Selain itu, warga Kampung Pulo juga dinilai tidak mengerti bahwa penggusuran dilakukan agar Kampung Pulo tidak banjir lagi.

"Kami bukannya berniat menyusahkan, ya. Kami juga ngerti ini semua demi orang banyak. Akan tetapi, kenapa semua mesti dipukul rata?" ujar Rika.

Rika menjelaskan, rumah-rumah yang berdiri di Kampung Pulo begitu beragam, ada yang permanen dan semi-permanen. Ada yang bertingkat, ada pula yang hanya satu lantai.

"Bagi warga yang rumahnya biasa saja, dapat rusun memang sudah kayak kejatuhan Bulan. Namun, bagi kami yang membangun rumah dengan susah payah, tiba-tiba dapat unit yang ukurannya lebih kecil, ya gimana ya?" ujar Rika.

Ia mengatakan, hal itulah yang disayangkan warga. Sebagian warga menilai, unit rusun tidak sepadan dengan rumah yang telah mereka bangun. Akan tetapi, Rika tidak memiliki pilihan selain menerima unit rusun tersebut.

Rika sendiri mengaku kaget dengan pembongkaran besar-besaran yang terjadi di Kampung Pulo. Sebab, pada awalnya, warga hanya mengetahui bahwa tanggal 20 Agustus adalah waktu untuk pengosongan, bukan pembongkaran.

"Tiba-tiba banyak alat berat," ujar dia.

Untungnya, dia sudah mencicil pemindahan barang sejak Minggu lalu. Untuk diketahui, penertiban terhadap warga Kampung Pulo memang dilaksanakan kemarin. Penertiban Kampung Pulo ini berlangsung ricuh. Sebanyak 10 warga Kampung Pulo telah diamankan ke Mapolsek Metro Jatinegara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Mayat Pria Ditemukan di Gubuk Wilayah Lenteng Agung, Diduga Meninggal karena Sakit

Megapolitan
Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Tawuran Warga Pecah di Kampung Bahari, Polisi Periksa Penggunaan Pistol dan Sajam

Megapolitan
Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin 'Jogging Track'

Solusi Heru Budi Hilangkan Prostitusi di RTH Tubagus Angke: Bikin "Jogging Track"

Megapolitan
Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com