Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Jelaskan Alasan Dana Bansos dan Hibah DKI yang Besar

Kompas.com - 31/08/2015, 13:51 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI Michael Rolanda yang tergabung dalam Tim Anggaran Pendapatan Daerah (TAPD) menjelaskan alasan pengalokasian dana hibah dan bantuan sosial DKI yang besar untuk tahun 2016.

Hal itu dia jelaskan dalam rapat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016 bersama Badan Anggaran DPRD DKI.

"Kenapa dana hibah dan bansos kita besar, Pak? Karena memang itu merupakan pemenuhan ketentuan peraturan yang ada. Jadi, beberapa kewajiban Pemprov DKI, seperti bantuan operasional sekolah, aturannya memang harus dianggarkan di bansos dan hibah," ujar Michael di Gedung DPRD DKI, Senin (31/8/2015).

Michael pun menjelaskan untuk tahun anggaran 2016, sudah ada 242 lembaga yang menyerahkan proposal untuk meminta bantuan sosial dan hibah dari DKI. Total anggaran dari semua proposal yang diajukan adalah Rp 4,78 triliun.

Akan tetapi, TAPD telah menyortir kembali sehingga jumlah proposal dari lembaga yang disetujui TAPD kini berjumlah 236 lembaga. Anggarannya pun turun menjadi Rp 4,51 triliun.

Salah satu dari lembaga prioritas yang akan menerima dana bansos dari Pemprov DKI adalah KPU DKI, yang mengajukan dana sebesar Rp 487 miliar. Michael mengatakan, hal tersebut terkait dengan persiapan pemilihan gubernur tahun 2017 nanti.

Selain KPU, ada pula KONI yang mengajukan dana sebesar Rp 338 miliar. Hal ini berkaitan dengan persiapan mereka menghadapi PON. Pemprov DKI juga memiliki kewajiban untuk memberikan bantuan sosial kepada penghasilan guru.

Michael mengatakan, rincian dana hibah dan bansos dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) 2016 ini sebenarnya pun tidak jauh berbeda dengan APBD 2015.

"Untuk anggaran 2015, sebenarnya sama saja komponennya, hanya jumlah penerima hibah saja yang berbeda," ujar Michael.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com