Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Saya Ikuti Saran Pak Ahok untuk Pecat, Pecat, dan Pecat!

Kompas.com - 01/09/2015, 12:50 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Saat meresmikan Gerai Layanan Terpadu di Pasar Tanah Abang Jakarta Pusat, Direktur Jenderal (Dirjen) Pajak Sigit Priyadi Pramudito menegaskan akan terus memberi layanan kepada wajib pajak.

Ia menjamin tidak ada lagi pegawai Ditjen Pajak yang memainkan uang rakyat untuk pembangunan Indonesia tersebut. Oleh karena itu, ia meminta wajib pajak untuk taat membayar pajak sesuai waktu yang ditentukan. 

"Orang (pegawai) Pajak tuh baik-baik, enggak ada yang kayak Gayus-Gayus lagi. Kalau ada yang seperti itu, saya ikuti saran Pak Ahok (Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama) untuk pecat, pecat, dan pecat," tegas Sigit, di Blok B Tanah Abang, Jakarta, Selasa (1/9/2015). 

Gayus Tambunan merupakan mantan pegawai negeri sipil di Direktorat Jenderal Pajak yang diketahui merupakan mafia pajak yang mempunyai uang Rp 25 miliar di rekeningnya plus uang asing senilai Rp 60 miliar dan perhiasan senilai Rp 14 miliar di brankas bank atas nama istrinya.

Gayus terbukti bersalah melakukan tindak korupsi dan suap mafia pajak oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan hukuman 7 tahun penjara dan denda Rp 300 juta. 

Lebih lanjut, gerai layanan terpadu di Blok B Tanah Abang memberi pelayanan wajib pajak, terutama kepada para pedagang. Pelayanan itu meliputi pendaftaran nomor pokok wajib pajak (NPWP), konsultasi dan sosialisasi pajak pusat oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tanah Abang Dua, pelayanan dan konsultasi pembuatan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), serta Surat Keterangan Domisili Perusahaan (SKDP) di wilayah Tanah Abang.

"Kami juga menyosialisasikan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 46 Tahun 2013, pajak penghasilan bagi UMKM yang memperoleh penghasilan bruto (omzet) kurang dari Rp 4,8 miliar setahun atau Rp 400 juta tiap bulan, akan mendapat kemudahan penghitungan pajak dengan tarif 1 persen dari penghasilan bruto," kata Sigit. 

Setiap akhir bulan, lanjut dia, para pengusaha UMKM cukup menghitung jumlah omzet dan kemudian menyetorkan pajaknya sebesar 1 persen melalui ATM, internet banking, teller bank, atau Kantor Pos. Sementara itu, Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama berharap para pedagang benar-benar tertib membayar pajak.

"Saya harap pedagang semua benar-benar, 1 persen ini dibayar. Ke depannya, Anda tidak bisa main sama Gayus-Gayus itu, enggak bisa lagi, pasti ketangkap lagi dan saya tidak bisa belain. Jadi, saya harap pajak ini betul-betul dibayar," kata Basuki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RN Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com