Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap agar Tukang Ojek seperti Pak Soleh Tidak Kalah Bersaing

Kompas.com - 04/09/2015, 21:41 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Cerita tentang Pak Soleh, tukang ojek di samping Stasiun Palmerah, Jakarta Pusat, yang mau mengantar penumpang dengan tidak mematok tarif, menyebar di media sosial. Tak sedikit yang bersimpati dan mendoakan tukang ojek tersebut.

Kisah Pak Soleh ditulis oleh Dewi Rachmayani, seorang wartawati stasiun TV swasta. Ia menceritakan latar belakang mengapa dia menyebarluaskan pengalamannya menggunakan jasa ojek Pak Soleh.

Menurut Dewi, sosok Pak Soleh yang tidak mematok harga kepada penumpangnya di tengah persaingan antara ojek konvensional dan ojek berbasis aplikasi telepon pintar adalah sesuatu yang unik.

"Saya tergerak saja, setelah melihat persaingan antara ojek konvensional dan ojek dari perusahaan besar, masih ada Pak Soleh yang meminta tarif seikhlasnya. Saya pikir orang-orang harus tahu," kata Dewi di pangkalan ojek Stasiun Palmerah, Kamis (3/9/2015).

Tribunnews.com/Valdy Arief Dewi Rachmayani ketika ditemui di pangkalan ojek Stasiun Palmerah, Jakarta Pusat, Kamis (3/9/2015).
Ketika menyebarluarkan pengalamannya melalui media sosial, perempuan yang bekerja sebagai produser acara berita di NET ini berharap masyarakat tidak lagi terbawa opini negatif yang melekat pada tukang ojek konvensional.

Dewi biasanya menggunakan jasa ojek berbasis aplikasi telepon pintar dari Stasiun Palmerah ke tempat kerjanya. Namun, pada Rabu (2/9/2015), tiba-tiba ia tergerak untuk mengambil helm yang disodorkan Pak Soleh.

Pak Soleh yang meminta uang seikhlasnya setelah mengantarkan Dewi ke tujuannya di daerah Kuningan, Jakarta Selatan, membuat dia terkejut dan lantas menceritakannya di media sosial.

Awalnya, Dewi tidak menyangka jika tulisannya akan tersebar luas. Namun, dia berharap, karena tulisannya, ojek konvensional yang baik seperti Pak Soleh dapat bertahan.

"Saya cuma ingin tukang ojek yang baik seperti Pak Soleh tidak tenggelam karena kalah bersaing sama perusahaan ojek besar," katanya. (Valdy Arief)

Kompas TV Perjuangan Kakek 65 Tahun Jadi Tukang Ojek
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com