Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sudah Bertiket Resmi, Juru Parkir "On Street" Ini Tetap Tarik Tarif Lebih Tinggi

Kompas.com - 15/09/2015, 15:07 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Perhubungan dan Transportasi DKI Jakarta telah menetapkan tarif baru untuk parkir pinggir jalan atau on street sejak Agustus 2015 lalu. Tarif berlaku flat (datar) untuk sekali parkir, yakni Rp 5.000 untuk mobil dan Rp 2.000 untuk sepeda motor.

Sebagai tanda bahwa parkir tersebut resmi, Unit Pelaksana Perparkiran Dishubtrans DKI Jakarta pun memberlakukan tiket parkir. Tiket tersebut berasal dari Dishubtrans DKI Jakarta dan mencantumkan tarif parkir yang berlaku.

Namun, berdasarkan penelusuran Kompas.com di beberapa lokasi parkir on street, masih ada pelanggaran terjadi. Sekalipun, di tempat tersebut sudah menggunakan tiket resmi.

Misalnya di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, ada kawasan parkir yang menggunakan tiket resmi dari Dishubtrans, tetapi tarifnya digelembungkan.

Pada tiket parkirnya dicap tarif parkir yang lebih tinggi dari yang seharusnya. Pada tiket parkir sepeda motor berwarna ungu itu, tarif parkir resmi tertulis Rp 2.000 tetapi ditimpa cap menjadi Rp 3.000. Sehingga, pengguna jasa parkir pun harus membayar lebih mahal.

Menurut F, salah satu juru parkir di kawasan Setiabudi, Jakarta Selatan, penggelembungan tarif tiket parkir terpaksa dilakukan. Hal ini mengingat masih banyaknya pungutan-pungutan liar di lahan parkir di sana.

"Iya memang aslinya Rp 2.000, tetapi wajar lah kalau jadi Rp 3.000. Orang banyak yang cemil-cemil (pungli)," ujar dia saat ditemui di lokasi parkir, Selasa (15/9/2015).

Penggelembungan tarif parkir, kata dia, sudah berlangsung lama, jauh sebelum Dishubtrans memberlakukan tarif parkir on street yang baru.

Menurut dia, kalau tidak begitu, maka uang retribusi parkir di sana akan habis untuk setoran dan pungli saja.

Pria itu mengaku setiap harinya membayar setoran ke Dishubtrans DKI sebesar Rp 60.000. Sedangkan untuk "setoran-setoran lainnya", puluhan ribu rupiah juga melayang dari koceknya. "Tiap hari ada saja yang mintain, oknum-oknum banyak lah," kata dia.

Kepala Unit Pelaksana Perparkiran Dishubtrans DKI Jakarta Sunardi Sinaga mengatakan, tarif resmi yang berlaku untuk parkir on street adalah Rp 5.000 untuk mobil dan Rp 2.000 untuk sepeda motor.

Tarif hanya dipungut sekali setiap parkir. Saat ditunjukkan tiket yang dicap, Sunardi mengakui tiket tersebut resmi. Namun, bila dicap menjadi tarif penggelembungan, tiket tersebut menjadi salah.

"Sepertinya tiket motor itu resmi tapi distempel jadi 3000 jadi salah. Ini mungkin dilakukan oknum jukir," ujarnya. Ia pun akan mengecek lebih jauh soal pelanggaran parkir tersebut. Nantinya bila terbukti salah maka pihaknya akan menindak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com