Direktur Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Yoga Adiwinarto mengatakan, permasalahan yang ada pada layanan transjakarta sebenarnya bukanlah pada harga tiket, melainkan intensitas kedatangan bus di halte.
"Keluhan penumpang itu bukan 'tiket transjakarta mahal nih,' tetapi 'tolong busnya lebih sering datang, dong,'" kata Yoga kepada Kompas.com, Rabu (16/9/2015).
Menurut Yoga, warga Ibu Kota pada dasarnya tidak pernah mempermasalahkan harga tiket layanan transportasi. Yang terpenting adalah bagaimana layanan transportasi itu dapat melayani dengan nyaman, aman, dan selamat.
"Jangan nanti dengan layanan gratis, layanannya justru memburuk dan di bawah standar pelayan minimum . Jadi, kualitas pelayanan tidak diperhatikan," ujar Yoga.
Sebelumnya, Taufik melontarkan rencana ingin menaikkan anggaran public service obligation (PSO) untuk PT Transjakarta. Hal itu bertujuan untuk menggratiskan layanan bus transjakarta. [Baca: DPRD Tantang Transjakarta Gratiskan Harga Tiket dengan Naikkan PSO]
Menurut Taufik, dibutuhkan anggaran sebesar Rp 3 triliun untuk bisa menggratiskan layanan bus transjakarta. Ia menyarankan agar kenaikan PSO dilakukan secara bertahap.
"Jadi, ini pelan-pelan dong. Kita berupaya memberikan gratis kok untuk rakyat, bukan tidak bayar, tetapi kita yang membiayai," kata Taufik seusai rapat KUA-PPAS dengan PT Transjakarta, Rabu siang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.