Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Kecewa Direksi Minimarket Kirim Utusan Saat Diberi Masukan Pencegahan Perampokan

Kompas.com - 21/09/2015, 14:44 WIB
Kahfi Dirga Cahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Krishna Murti terdengar meninggikan suaranya saat rilis di depan media soal kasus perampokan minimarket, Jakarta, Senin (21/9/2015). Pasalnya, direksi minimarket tak hadir pada acara tersebut.

"Orang kita undang ke sini direkturnya untuk rilis sama Kapolda enggak datang. Yang datang malah utusannya. Berarti dia memang tidak ingin mengamankan dirinya sendiri," kata Krishna, Jakarta, Senin (21/9/2015).

Direksi minimarket diundang oleh Polda Metro Jaya untuk membicarakan masalah keamanan. Polisi, lanjut Krishna, selain mengungkap, juga turut mencegah terjadinya aksi perampokan di minimarket.

"Kan kita ngomong kebijakan, strategi pencegahan kejahatan. Pegawai enggak ngerti," kata Krishna.
Krishna mengatakan, beban penanggulangan kejahatan tidak dapat diberikan sepenuhnya kepada polisi. Polisi berperan sebagai leading sector sekaligus fasilitator dan akselerator penanggulangan kejahatan.

"Mereka juga harus mau untuk menjaga dirinya sendiri. Bayangkan, ada 4.000 Alfamart dan Indomaret di seluruh DKI Jakarta. 20 dan 30 persen buka 24 jam. Kalau mereka tidak mawas diri, akan terus-terusan terjadi (perampokan), dan nanti yang disalahkan polisi," kata Krishna.

Undangan untuk para direksi tersebut dikirim pada Jumat (18/9/2015). Rencananya, Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian yang akan merilis pengungkapan kasus tersebut bersama para direksi.

"Karena mengutus mereka, ya sudah ini level saya yang bicara. Karena ini kasus besar, Kapolda ingin menyampaikan," kata Krishna.

Kasus perampokan minimarket bukan terjadi satu atau dua kali di wilayah hukum Polda Metro Jaya sehingga pasti ada masalah yang perlu diperbaiki. "Anda kalau naruh motor di luar enggak dikunci terus hilang nyalahin polisi?"

"Kalau Anda melakukan kegiatan perjanjian bisnis dan tidak melihat administrasi hukum dan Anda ketipu, terus nyalahin polisi? Polisi kan enggak pernah tahu Anda berbisnis," kata Krishna.

Menurut Krishna, analogi tersebut sama dengan masalah perampokan di minimarket. Kalau pengelola tidak membuat keamanan dan mendengar polisi dengan baik, maka akan terjadi perampokan terus-menerus.

"Polisi kalau dari sekian peristiwa dibikin analisa dan disampaikan ke mereka, tapi mereka enggak mau datang, apa ini jadi kewajiban polisi di kemudian hari kalau perampokan? Iya, pengungkapan kewajiban kami, tapi pencegahan kewajiban bersama," kata Krishna.

Untuk itu, Krishna menilai bahwa kepedulian para direksi akan keamanan sangat kurang.  Sebab, polisi tak melihat ada kemauan dari direksi untuk mencegah keamanan bersama-sama.

"Ada 4.000 lebih (minimarket) lho. Bayangkan, 1 persen aja 40. Itu seperti ranjau di mana-mana. Mereka tinggal milih, sekali target dapat mereka."

"Ini yang diutus pegawai. Kita menghormati mereka sebagai tamu, tapi mereka enggak menghormati kami yang sudah menjadikan ini sebagai perhatian," ucap Krishna.

Sementara itu, Rifky Maualana, utusan, minimarket mengaku tak tahu-menahu soal tugasnya di Polda Metro Jaya. Ia hanya diberikan arahan untuk datang saat pengungkapan kasus ini.

"Dibilangnya mohon atas kehadirannya di Polda Metro Jaya. Ini utusan dari area coordinator. Jadi diutus aja. Kebetulan saya korban dan pelapornya," kata Rifky yang minimarketnya pernah dirampok, beberapa bulan silam.

Subdit Resmob dan Jatanras Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menangkap tujuh pelaku perampokan di minimarket. Ketujuh orang tersebut terbagi menjadi dua jaringan dan diduga telah melakukan perampokan di sejumlah minimarket, beberapa bulan terakhir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com