Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Tubrukan KRL di Stasiun Juanda

Kompas.com - 24/09/2015, 20:44 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peristiwa benturan antara dua rangkaian kereta rel listrik (KRL) commuter line di Stasiun Juanda pada Rabu kemarin diketahui melibatkan rangkaian KRL dengan nomor 1154 dan 1156. Keduanya sama-sama sedang mengarah dari Jakarta Kota ke Manggarai.

Direktur Keselamatan PT KAI Chandra Purnama mengatakan, rangkaian KRL dengan nomor 1154 sampai terlebih dahulu di Stasiun Juanda. Saat tiba di Juanda, rangkaian KRL dengan nomor 1156 baru berangkat dari Stasiun Sawah Besar.

Menurut Chandra, saat itu tiang sinyal sebelum Stasiun Juanda sudah memberikan kode lampu warna merah agar rangkaian KRL dengan nomor 1156 berhenti terlebih dahulu. Namun, rupanya peringatan ini tidak diindahkan oleh si pengemudi.

"Kru tidak menghiraukan sinyal. Dia baru sadar ada KRL 1154 di depannnya setelah melihatnya langsung. Jadi, di situ kelalaiannya," kata Chandra di Gedung Jakarta Railway Center, Kamis (24/9/2015).

Sebelumnya, PT KAI telah memastikan peristiwa benturan antara dua rangkaian KRL di Stasiun Juanda disebabkan oleh kesalahan manusia. Dari hasil pemeriksaan, kesalahan murni berasal dari kelalaian kru yang mengemudikan rangkaian KRL bernomor 1156.

Selain menyatakan penyebab benturan disebabkan human error, PT KAI juga menyatakan rangkaian KRL yang menyeruduk dikemudikan oleh asisten masinis. Saat kejadian, asisten masinis yang diketahui bernama Wing Krisbanu itu tidak dalam kondisi mengantuk ataupun sakit.

"Kondisinya sehat, tidak mengantuk. Waktu kerjanya juga belum melampaui delapan jam," kata Direktur Utama PT KAI Edhi Sukmoro dalam kesempatan yang sama.

Menurut Edi, PT KAI siap memberikan sanksi kepada Wing. Namun, bentuk sanksinya akan diberikan setelah adanya hasil penyelidikan internal dari PT KAI. "Sanksinya mulai dari administrasi hingga pemecatan. Namun kami masih menunggu hasil penyelidikannya sekarang," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com