Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Gaji Gubernur DKI Memang Kecil...

Kompas.com - 28/09/2015, 20:22 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menyetujui usulan Wakil Ketua DPRD DKI Mohamad Taufik untuk menaikkan gaji gubernur kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sehingga nantinya gaji anggota Dewan juga ikut meningkat. 

"Saya sih oke-oke saja mau naik gaji berapa. Gaji gubernur DKI memang kecil, enggak besar, tetapi enggak jelek-jelek banget," kata Basuki di Balai Kota, Senin (28/9/2015). 

Sebab, gubernur juga mendapat 0,1 persen dari nilai pendapatan asli daerah (PAD). Nilainya mencapai 10 kali lipat gaji pokok yang diterima.

Kemudian, gubernur juga mendapat dana operasional dan dana rumah tangga. Harus ada keseimbangan jika gaji pejabat meningkat, yakni dengan melakukan pembuktian harta terbalik.

Pernyataan Basuki itu berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006 tentang Pengesahan Ratifikasi PBB Melawan Korupsi. (Baca: Taufik: Kalau Gaji Dewan Mau Naik, Gaji Ahok Juga Harus Naik)

Dalam peraturan itu disebutkan, jika harta seorang pejabat publik tidak sesuai dengan biaya hidup dan pajak yang dibayar, hartanya akan disita negara dan dia dinyatakan sebagai seorang koruptor.

"Tetapi, aturan itu tidak dilakukan sampai hari ini. Saya sudah katakan, dari presiden, menteri, bupati, wali kota mau naik gaji seperti dirut BUMN enggak apa-apa. Tetapi, harus ada pembuktian harta dan semua pejabat harus bisa membuktikan hartanya dari mana, harus adil. Jangan naik gaji, tetapi nilep-nya masih jalan," kata pria yang biasa disapa Ahok itu.   

Pembuktian harta terbalik itu juga mencegah para pejabat menyalahgunakan anggaran. Sebab, lanjut dia, tak sedikit pejabat yang gaya hidupnya mewah, mampu membeli rumah mewah, menyekolahkan anak-anak mereka hingga ke luar negeri, dan lain-lain.

"Kalau Dirut Bank Mandiri mah jangan heran karena gaji dia sebulan bisa Rp 250 juta. Ada gaji ke-13, ada bonus gaji bulan ke-3 dan ke-4. Dirut Ancol juga bisa dapat Rp 2 miliar-Rp 3 miliar per tahun, kerja lima tahun bisa dapat Rp 10 miliar. Tetapi, mereka beda dong sama kita dan PNS, hal-hal itu yang harus diluruskan," kata Basuki.

Sebelumnya, Taufik menegaskan gaji pokok anggota DPRD tidak bisa naik seperti tunjangan perumahan yang mereka usulkan.

Sebab, gaji pokok anggota Dewan mengikuti gaji pokok Basuki. Gaji Dewan, kata dia, hanya 75 persen dari gaji gubernur. "Kalau gaji Dewan mau naik, gaji Ahok juga harus naik," ujar Taufik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com