Bahkan, kritikan tajam juga datang ke akun media sosial miliknya di Twitter maupun Instagram. Basuki menganggap direksi PT Transjakarta tidak berkinerja optimal. Melalui peluncuran tiga aplikasi tersebut, Basuki berharap kinerja direksi semakin baik dalam memberi pelayanan kepada pengguna bus transjakarta.
"Saya kira ini orang buta atau apa. Apa enggak ada monitor begitu? Pokoknya tahun depan saya enggak mau ada alasan lagi. Kalau masih jelek, saya ganti direksinya, enggak ada pilihan," kata Basuki.
Basuki kembali menceritakan bahwa dirinya menerapkan konsep permainan sepak bola untuk perombakan birokrasi. Sebagai pelatih di sepak bola atau pemegang kuasa, Basuki berhak mengganti pemain yang tidak bermain baik.
Pemain tersebut merupakan direksi BUMD DKI. Sama seperti permainan sepak bola, kepemimpinan Basuki di Jakarta punya batas waktu. Dengan demikian, dia tidak menoleransi jika ada anak buahnya yang tidak bekerja optimal.
"Saya pikir di dalam pemerintahan DKI hari ini, (pejabat) yang tidak cepat (bekerja), yang tidak bisa bikin gol, tidak bisa bertahan supaya tidak kebobolan, terpaksa saya ganti. Saya enggak sungkan, prinsipnya kita lakukan," kata Basuki.