Nantinya, bus transjakarta akan dipasang alat tertentu. Sehingga, palang busway bisa terbuka otomatis hanya untuk bus transjakarta. Untuk separatornya, Kosasih mengatakan PT Transjakarta akan bekerja sama dengan Dinas Bina Marga DKI.
Kosasih juga sudah menentukan koridor mana yang akan dipasang alat tersebut yaitu koridor 6 (Dukuh Atas-Ragunan). Sebab, koridor tersebut memiliki jalur yang mudah dan lurus. Dia memprediksi, pengerjaannya akan menelan biaya sekitar Rp 60 miliar.
"Saya juga sudah masukan rinciannya kepada Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah)," ujar Kosasih.
Untuk diketahui, sebelum mewujudkan inovasi sterilisasi busway, PT Transjakarta sudah lebih dulu meluncurkan dua aplikasi pendukung yaitu Go-Busway dan Qlue Transit. Kedua aplikasi tersebut hasil kerja sama dengan Go-Jek dan Qlue.
Secara garis besar, aplikasi Go-Busway dapat menginformasikan estimasi waktu kedatangan bus transjakarta di tiap halte transjakarta, memesan layanan Go-Ride dari dan ke halte bus transjakarta yang dipilih. Pengguna Go-Jek harus meng-update aplikasi ke versi terbaru.
Sementara itu, dengan menggunakan Qlue Transit, warga bisa mengetahui posisi dan kondisi kepadatan penumpang di dalam bus serta halte bus transjakarta di seluruh wilayah Jakarta.
Warga juga bisa tahu nomor, arah tujuan bus, hingga kondisi jalan pada saat itu. Pengguna transjakarta bisa memberi update informasi secara real time atau mengeluhkan pelayanan bus dan halte transjakarta melalui Qlue Transit.
Pada tahap awal, fitur Go-Busway maupun Qlue Transit baru tersedia dalam versi beta di platform Android dengan live tracking dari Koridor 1, 2, 6, 8, 9, 10, 11, dan 12.