"Leo itu orangnya baik, enggak nyangka makanya kalau dia ditangkap polisi gara-gara bom mal. Leo itu juga baru, di sini beli rumah, tinggal sama istri sama anaknya cewek masih kecil," kata salah satu warga sekitar rumah Leopard, Santosa (54), kepada Kompas.com, Kamis (29/10/2015).
Warga lainnya, Eny (35), mengaku kurang begitu kenal dengan Leopard karena jarang berada di rumah. Eny hanya sering bertemu dengan istri dan anak Leopard. Kehidupan mereka pun dianggap layaknya warga lain yang setiap harinya beraktivitas seperti biasa.
"Kalau Pak Leo-nya itu jarang pulang. Katanya sih, kerjanya di Jakarta. Pulangnya seminggu berapa kali doang. Kalau istri sama anaknya sore-sore masih keluar, ngobrol sama warga sini, ya biasa saja," tutur Eny.
Leopard sebelumnya disebut telah tiga kali menaruh bom berdaya ledak rendah atau low explosive di sejumlah toilet di Mall Alam Sutera. Bom pertama diletakkan di toilet lantai dasar dekat restoran Gula Merah dan meledak pada 9 Juli 2015 lalu. Tidak ada korban dari peristiwa pertama itu.
Bom kedua diletakkan di toilet yang ada di lantai tiga mal, sekitar bulan Agustus 2015. Bom tersebut tidak meledak. Bom ketiga ditaruh di dalam tong sampah plastik yang ada di dalam toilet kantin karyawan, lower ground (LG) Mall Alam Sutera, Rabu (28/10/2015).
Bom tersebut meledak dan melukai salah satu karyawan yang sedang buang air besar di toilet itu, Fian (24). Akibat ledakan bom tersebut, kaki kiri Fian kena luka bakar dan kena serpihan kaca.