Ahok Tak Ingin Terburu-buru Integrasikan Kopaja dengan Transjakarta

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, integrasi kopaja dengan transjakarta molor dari rencana awal, Oktober 2015. Basuki berdalih keterlambatan integrasi disebabkan pihaknya masih menunggu penerbitan SK gubernur. 

"SK gubernur itu untuk tentukan rute dan perizinannya. Kami lagi pelajari," kata Basuki di Balai Kota, Senin (2/11/2015).

Saat ini, proses SK gubernur tersebut masih berada di Biro Hukum DKI. Basuki mengaku tak mau terburu-buru dalam merealisasikan kebijakan ini.

"Kami enggak mau terjadi kesalahan karena mesti dibayar rupiah per kilometer itu. Minggu ini saya mau tanya lagi (progres)," kata Basuki. (Baca: Integrasi Kopaja AC-Transjakarta Masih Terganjal SK Gubernur)

Senada dengan Basuki, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Antonius NS Kosasih juga mengaku masih menunggu SK gubernur untuk realisasi integrasi bus kopaja ke dalam jalur transjakarta. Saat ini, tarif rupiah per kilometer bus telah terpampang di Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

"Tapi, kami harus menunggu regulasi agar pada saat diluncurkan tidak ada temuan yang merugikan," kata Kosasih.

Ada sekitar 200-300 bus kopaja yang akan diintegrasikan ke jalur transjakarta. Bus-bus tersebut akan menggantikan bus kopaja yang sudah tidak layak beroperasi. Bus kopaja itu telah memiliki pintu tinggi, memiliki fasilitas pendingin udara, dan bertarif sama dengan transjakarta.

"Sebagai percontohan, kami uji coba di Koridor VI (Ragunan-Dukuh Atas II)," kata Kosasih. (Baca: Integrasi Bus Sedang ke Transjakarta Tidak Hanya untuk Kopaja)