Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Banjir, DPRD DKI Minta Pompa Air Dicek

Kompas.com - 09/11/2015, 17:49 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi D DPRD DKI Prabowo Soenirman menyayangkan banjir yang terjadi di kolong Landmark, Dukuh Atas, beberapa hari yang lalu. Dia mengatakan DPRD DKI sebenarnya sudah sejak lama meminta daftar pompa air milik Dinas Tata Air yang rusak.

"Sudah dari jauh hari kita minta daftar berapa pompa air yang betul, mana yang rusak, ada berapa yang siap digunakan dan berapa yang diperbaiki," ujar Prabowo di gedung DPRD DKI, Jalan Kebon Sirih, Senin (9/11/2015).

Prabowo pun mengatakan Komisi D sudah berencana untuk meninjau pompa-pompa tersebut. Hal itu untuk memastikan kesiapan pompa dalam menghadapi musim hujan di Jakarta. Peninjauan tersebut juga akan menyertakan Dinas Tata Air DKI. Prabowo meminta Kepala Dinas Tata Air mengantisipasi potensi banjir di wilayah DKI Jakarta. (Baca: Jakarta Diguyur Hujan, Banjir Rendam Jalan di Kolong Landmark)

"Kita minta Dinas Tata Air memperbaiki ini lah, apalagi kadis tata air katanya yang paling paham soal air," ujar Prabowo.

Banjir di kolong Landmark Sabtu lalu menyebabkan kendaraan tidak dapat melintas. Ketinggian air mencapai 1 meter.

Kepala Dinas Tata Air DKI Tri Djoko Sri Margianto menyebut ada beberapa penyebab banjir kemarin. Pasalnya ada sebuah pompa air yang tertanam di bawah tanah Jalan Dukuh Atas tidak berfungsi optimal.

"Pompanya ada yang bermasalah. Pompa itu lama tidak bekerja karena musim kemarau panjang, jadi kering dan saat (pompa) dihidupkan agak seret (memompa air). Karena terlilit tali dan karung," kata Tri kepada Kompas.com, Minggu (8/11/2015). (Baca: Ini Penyebab Kolong Landmark Dukuh Atas Kebanjiran)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com