"Kita tidak boleh lengah, kita harus waspada terhadap semacam bentuk seperti itu," kata Djarot yang selesai membuka sekolah agama dan bina damai di wisma Samadi, di Jalan Dermaga No 6, Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (23/11/2015).
Diakui Djarot, mencegah terjadinya aksi teror memang tugas aparat keamanan seperti TNI dan Polisi.
Namun, lanjut dia, masyarakat pun memiliki kewajiban untuk berperan menjaga keamanan. (Baca: Muhammadiyah: Jangan Beri Celah ISIS dan Paham Radikal Lain)
"Pencegahan paling efektif itu dilakukan oleh masyarakat dari tingkat RT, tingkat RW, masyarakat sendiri yang mencegah ini, yang bisa mendeteksi dan menetralisir," ujar Djarot.
Ia pun berharap, program pendidikan seperti sekolah agama dan bina damai (sabda), dapat mencegah berkembangnya radikalisme. Dengan demikian, ancaman teror bisa dicegah.
"Memang tujuannya untuk proses deradikalisasi, supaya tidak ada radikalisasi di Jakarta ini, dan alhamdulilah sampai sekarang ini ada radikal enggak? Enggak, (karena) mereka toleran," ujar Djarot.
Ia berharap anggota sekolah sabda yang diikuti semua tokoh lintas agama itu dapat terlibat dalam memberikan pemahaman ke masyarakat untuk mencegah radikalisasi. (Baca: Bahaya Radikalisme)
"Maka ini dengan (sekolah) sabda ini ada huhungan dialog bahwa semua agama bermuara pada menciptakan perdamaian, untuk memberikan kasih sayang, dan bertoleran satu sama lain," kata Djarot.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.